RADAR JOGJA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) bersama Pemprov DIJ meniadakan program Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) sekaligus keberangkatan atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020 secara mandiri. Bagi para atlet yang tidak memenuhi kriteria KONI DIJ dipastikan tidak berangkat ke ajang PON, Oktober mendatang.

Seperti diketahui, KONI DIJ sebelumnya menetapkan kriteria atlet yang masuk dalam Puslatda PON yakni atlet peringkat 1-4 dalam kualifikasi PON dan ajang kejuaraan nasional (kejurnas). Juga atlet yang sukses menjadi juara dan peringkat kedua ajang Pra-PON level kejuaraan wilayah (kejurwil).

Kendati begitu, Ketua Umum (Ketum) KONI DIJ Djoko Pekik berharap ketetapan tersebut bisa dipahami. Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi setinggi-tingginya capaian yang diraih para atlet. “Meski tidak berangkat ke PON semoga tetap semangat membina atletnya untuk event lainnya baik nasional maupun internasional,” ujarnya.

Disisi lain, dikatakan Djoko PON Papua kali ini adalah PON terberat dengan dinamika yang kurang menentu. Sebab, ada kemungkinan cabor yang sempat dicoret akan kembali ditandingkan namun berlangsung di luar Papua.

Sehingga, KONI DIJ akan mengirimkan tim relatif kecil. “Saat ini ada 141 atlet masuk Puslatda, namun jika cabor yang dicoret kembali ditandingkan, kemungkinan akan bertambah,” beber Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu.

Dalam hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang digelar KONI DIJ beberapa hari lalu, persiapan PON Papua memang menjadi fokus utama di 2020 ini. “Target kami meraih 11 emas dari sejumlah cabor yang diikuti,” imbuh Djoko. (ard/bah)