RADAR JOGJA – Jaringan hidran kampung diandalkan Dinas Kebakaran Kota Jogja untuk mengatasi kebakaran di tengah kampung. Tahun ini akan dibangun hidran kampung di lima kampung.

Kepala Dinas Kebakaran Kota Jogja, Nur Hidayat mengatakan rencana pembangunan hidran pada tahun ini sebagai upaya pengurangan resiko bencana kebakaran. “Dengan adanya hidran ini, supaya penanganan saat kebakaran bisa lebih cepat,” kata Nur, Senin (3/2).

Lima kampung yang direncanakan pembangunan hidran ini meliputi Notorpajan, Ngampilan, Purwodiningratan, Ngadiwinatan, dan Pajeksan. Pembangunan hidran berbasis di lima wilayah itu mengacu pada kepadatan penduduk. Dimana di perkampungan padat penduduk, mobil pemadam kebakaran tidak bisa mengakses masuk ketika terjadi kebakaran. Sebab akses jalan yang sempit dan kecil. “Jadi perlu adanya jaringan hidran yang akan menyambungkan air dari mobil damkar (pemadam kebakaran) ke lokasi kebakaran di tengah permukiman,” ujarnya.

Mantan Camat Kotagede itu menambahkan, setiap jaringan hidran berbasis kampung akan dilengkapi dengan titik siamese connection. Biasanya diletakkan di tempat strategis di tepi jalan yang berfungsi untuk menghubungkan selang air dari kendaraan pemadam kebakaran ke jaringan hidran kampung.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi (HP) mengatakan hidran kampung bisa menjadi solusi saat kebakaran terjadi di perkampungan padat yang tidak memiliki akses jalan bagi mobil Damkar. “Tapi Kampung Tangguh Bencana (KTB) Juga diharapkan bisa mempercepat penanganan kebakaran,” katanya.

Saat ini Kota Jogja telah memiliki 115 KTB, dengan prioritas wilayah yang berada di pinggir sungai, padat penduduk dan banyak aktivitas. Menurut HP, di kampung padat penduduk akses jalan kecil, maka warga harus bisa menangani sendiri terlebih dahulu. “Sebelum bantuan dari luar datang,” imbuhnya. (wia/pra)