RADAR JOGJA – Sebanyak sebelas orang yang tinggal di Kabupaten Magelang mengaku sempat menjadi anggota kelompok Sunda Empire. Mereka telah menyatakan mundur sebagai anggota kelompok tersebut.
Mereka berasal di empat kecamatan. Yakni, Kecamatan Windusari, Kecamatan Mertoyudan, Kecamatan Salaman, dan Kecamatan Sawangan.
Anggota yang berasal dari Windusari antara lain Mukrim, Parno, Sugiyanto, Muslikun, Basuki, Kardi, Yasir Haryanto, dan Musbikun. Anggota dari Mertoyudan yakni Muhammad Arif Susilanto. Lalu, ada warga dari Sawangan yakni Darminto. Selain itu, ada warga yang bernama Siswo Waluyo.
Kapolres Magelang AKBP Pungky Bhuana Santoso menjelaskan, kebanyakan dari mereka merupakan wiraswasta. Salah seorang di antaranya, yakni Mukhrim, mendapat pangkat brigadir jenderal.
Mukhrim pernah mengikuti rapat sejumlah rapat yang diselenggarakan kelompok itu. Tiga kali di Bandung, Jawa Barat, dan sekali di Jogjakarta.
”Ada beberapa masyarakat yang ikut Sunda Empire. Kebanyakan pensiunan. Paling tinggi pangkatnya brigadir jenderal. Mungkin karena lama sudah mengikuti sejak 2016,” jelasnya saat rilis di Mapolres Magelang Senin (3/2).
Menurut Kapolres, awalnya mereka tertarik bergabung karena kelompok itu menggunakan misi sosial. ”Menyalurkan bantuan sosial dan lain sebagainya. Mereka diiming-imingi gaji besar setelah memasukan uang ke rekening,” jelasnya.
Mukhrim bergabung sejak 2015. Namun, usai mengetahui pemberitaan mengenai Sunda Empire akhir-akhir ini, dia menyangsikan keseriusan kelompok tersebut. Akhirnya, dia memutuskan untuk mundur.
Ada di antara mereka yang mengaku mengeluarkan sejumlah uang sebagai syarat keanggotaan. Salah satunya yakni Siswo Waluyo.
Dia menjadi anggota Sunda Empire sejak 2017. Jabatannya imperial defense arcipelago teritory dengan pangkat mayor jenderal. Selama menjadi anggota Sunda Empire, dia empat kali ikut rapat di Bandung pada 2019.
”Sudah membeli atribut. Sudah menyerahkan uang Rp 300 ribu untuk membuat kostum dan Rp 200 ribu untuk kartu tanda anggota,” jelas Pungky.
Kapolres menjelaskan, saat ini mereka telah melepaskan diri dari kepesertaan Sunda Empire. Terutama setelah tiga petinggi kelompok itu ditahan kepolisian. ”Di sini kami hanya melakukan pendataan dan edukasi saja,” jelas Pungky. (asa/amd)