RADAR JOGJA – Pemerintah ingin Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur memiliki manfaat lebih besar bagi warga sekitarnya. Tiga program pembangunan akan dilakukan pemerintah untuk mendorong kawasan tersebut menjadi objek wisata unggulan.
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur mendapat perhatian serius pemerintah. Saat ini pemerintah sedang melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan partisipasi sekaligus dampak ke masyarakat dalam pembangunan kawasan tersebut.
Anggota DPR RI Komisi V Dapil 6 Jateng Sujadi menjelaskan, setidaknya ada tiga pembangunan yang akan dilakukan. Yakni, pembangunan gerbang dan pasar seni. Ada pula pembangunan skywalk yang akan menegaskan garis imajiner yang menghungkan Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Borobudur,
Selain itu, bakal ada pula sarana pendukung seperti penyediaan air minum, shuttle khusus kawasan Borobudur, dan penginapan.
Kasatker Wilayah I Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jateng Dwiatma Singgih menjelaskan, tiap gerbang akan menegaskan kawasan Borobudur sebagai kawasan pariwisata. Nantinya dibangun ikon yang mencerminkan Candi Borobudur.
Rencananya ada tiga gerbang yang dibangun. Terletak di Palbapang, Kembanglimus, dan Blondo.
Gerbang Palbapang akan menampilkan ikon singa. Gerbang Kembanglimus bergambar gajah. Sedangkan Gerbang Blondo memiliki ikon kalpataru. Setiap ikon tersebut menggambarkan pahatan di Candi Borobudur dengan skala yang lebih besar.
Sedangkan untuk skywalk dibangun sepanjang 310 meter. “Mlipir di Kali Progo. Dari Mendut dibentuk jalan batu setapak. Setelah ketemu Sungai Progo, ada skywalk,” jelasnya.
Skywalk ini nantinya memperlihatkan atraksi budaya yang menegaskan garis imajiner antara Candi Mendut, Candi Pawon dan Candi Borobudur. Ketiga candi ini jika dilihat dari atas membentuk garis lurus.
Pasar Seni akan dibangun di Lapangan Kujon. Selain menjajakan berbagai kerajinan lokal, pasar seni juga menjadi kantong parkir untuk kendaraan besar. Nantinya ada shelter khusus untuk mengantar wisatawan di dalam kawasan Borobudur.
“Sekarang sudah tersedia tiga hektare. Sekarang pedagang sampai tiga ribu pedagang. Tidak akan muat. Nanti perlu perluasan enam hektare lagi. Total bisa mencapai sekitar sepuluh hektare,” jelasnya.
Sujadi menambahkan, pemerintah akan membangun pelayanan air minum untuk area di sekitar candi. “Kalau air minum sudah dimulai. Sambungannya 2020, baru saya cek. Mudah-mudahan sudah sampai ke rumah, gratis. Saya harap nanti dikelola bumdes. Dalam melayani turisnya tidak tergantung PDAM, tapi pemdes sendiri,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga siap memberikan bantuan untuk warga untuk membangun penginapan. “Dirjen Penyediaan Perumahan akan membantu 70 sampai 100 rumah homestay atau yang lain untuk pariwisata. Ada di kawasan inti. Perjanjian tidak dialihfungsikan untuk keluarga tapi semata untuk kepentingan pariwisata,” jelasnya.
Sujadi menginginkan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur dapat menerima manfaat seluas-luasnya dari pembangunan ini. “Keinginan pemerintah ditangkap rakyat dengan baik. Desa penyangga Borobudur agar diberikan kemudahan sehingga tidak terjadi gap,” jelasnya. (asa/amd)