FILM yang disutradarai Taika Waititi mengusung aura komedi dengan ide cerdas dan dinamis dalam film Jojo Rabbit. Film ini berlatar Perang Dunia II. Berkisahkan tentang Jojo, seorang anggota dari pemuda militer Nazi, yang tinggal bersama ibundanya sebagai orang tua tunggal.
Dia punya teman imajiner, Adolf Hitler rekaannya, yang acapkali mengomporinya untuk menjadi pemuda Nazi garis keras. Satu kejadian di pelatihan militernya membuat Jojo terluka dan jadi bahan ejekan. Kecelakaan saat latihan militer itu membuat Jojo mendapat tugas receh, alih-alih bergabung dengn pasukan militer di medan perang. Keadaan semakin problematis ketika Jojo mendapati bahwa ibunda yang ia sayangi ternyata menyembunyikan pemudi Yahudi di loteng rumah.
Bagi penonton yang menyukai cerita dengan ide segar dan berani, film ini sangat bisa memenuhi ekspektasi karena hasil adaptasinya sungguh jenaka. Lebih-lebih jajaran karakternya cukup komikal, terutama tentang sahabat Jojo bernama Yorki yang sangat unyu, loyal, dan menggemaskan. Humor kasarnya ditabrakkan dengan momen sedih yang sebetulnya apabila penonton sudah tercuri simpatinya bakal bisa membuat sesenggukan. Mengingatkan momen sensasional ketika menonton film Life Is Beautiful-nya Roberto Benigni.
Minus dalam film ini, meski diperankan secara baik oleh Scarlett Johansson, karakterisasi ibunya kurang terpancar kuat. Latar belakang motivasinya tak terlalu berargumen. Jika ditanya bagaimana kans film ini meraih predikat film terbaiknya Oscar 2020, maka akan dengan yakin dijawab: tipis. Bukan karena filmnya tak layak mendapat predikat tersebut, namun judul-judul lainnya lebih menawarkan level sensasi sinematik yang menantang.
Film ini adalah film bersenang-senang dalam mengacungkan jari tengah kepada Hitler lewat cara yang bertanggung jawab, yakni cara yang dapat dinikmati banyak penonton. Lebih dari itu, film ini termasuk salah satu film antiperang yang berpembawaan keren. (ila)
*Penulis adalah penggemar film dalam negeri dan penikmat The Chemical Brothers yang bermukim di Jogja Utara