RADAR JOGJA – Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman Heru Saptono optimistis Sleman bisa memenuhi kebutuhan ekspor ikan hias. Tentunya perlu kolaborasi antarpetani ikan hias, sehingga mampu memenuhi kebutuhan ekspor.
Heru menyebutkan, ada tiga aspek untuk pemenuhan standar ekspor. Tak hanya kuantitas dan kualitas ikan hias, para petani ikan harus bisa memenuhi kebutuhan ekspor secara konsisten. Sehingga pengiriman ke luar negeri berlangsung kontinyu.
“Tidak cukup di jumlah dan keindahan ikan hias saja. Tapi perlu kontinyuitas produksi dan pengiriman. Konsumen ekspor sangat membutuhkan aspek ini untuk pemenuhan permintaan pasar,” jelasnya, ditemui di Pasar Koi Jogja Dusun Dawukan Sendangtirto Berbah Sleman, Selasa (11/2).
Keberadaan PKJ sendiri mampu meramaikan sentra ikan hias. Tercatat angka produksi mampu mencapai 2.000 hingga 2.500 ekor ikan koi per bulannya. Sementara waktu fokus penjualan terfokus di wilayah Pulau Jawa.
Adanya sistem kerjasama dengan petani ikan juga menguntungkan. Terlebih penyediaan bibit sepenuhnya dari PKJ. Petani ikan berperan membesarkan. Hingga memasuki ukruan siap jual. Selanjutnya dibeli oleh PKJ untuk dibesarkan atau dilepas ke pasar.
“Masa pembesaran hingga penjualan itu sekitar 45 hari. Untuk gambarannya, kolam 10 x 10 meter itu keuntungannya antara Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Pasar konsumennya didominasi kawasan Jawa Tengah,” ujarnya.
Dalam tahapan ini, Heru mendorong agar ada penambahan mitra. Tujuannya untuk memenuhi angka produksi ikan hias. Selain itu juga mengoptimalkan sistem budidaya. Termasuk pemanfaatan air sebagai media pengembangbiakan.
“Kalau air konsisten pakai air sumur, untuk menjaga kuantitas dan kualitas ikan hiasnya. Kalau pakai air sungai malah rawan. Antisipasi kalau air tercemar, bisa bahaya untuk ikannya,” katanya. (dwi/tif)