RADAR JOGJA – Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM Bambang Agus Kironoto menjamin tim respons corona virus 2019 (COVID-19) UGM tak sekadar formalitas. Tim ini melakukan pendataan secara mendalam kepada seluruh civitas kampus. Termasuk tamu yang akan berkunjung ke UGM.
Walau begitu Bambang menegaskan langkah ini bukanlah aksi paranoid. Kebijakan ini ditempuh untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Terlebih ada beberapa civitas kampus ini yang bersekolah atau berkunjung ke luar negeri.
“Dikuatkan dengan adanya surat edaran Rektor UGM. Berlaku untuk internal maupun eksternal yang datang ke UGM. Ada waktu pantau sesuai masa inkubasi virus, yaitu 14 hari,” jelasnya ditemui di ruang Sidang Rektorat UGM, Selasa (3/3).
Penerapan ini terkait status resiko sangat tinggi oleh WHO. Alhasil pemantauan bersifat wajib untuk seluruh civitas maupun tamu. Terlebih jika melakukan kunjungan ke negara terdampak Covid-19.
Bambang turut menuturkan adanya siswa asal Tiongkok yang belajar di UGM. Awalnya para siswa tersebut telah pulang ke Tiongkok. Hanya saja kini dalam perjalanan menuju Jogjakarta. Tentunya ada kebijakan khusus terkait kedatangan tersebut.
“Pulang ke Cina lalu kembali ke sini dan infonya sudah sampai Jakarta. Sudah kami siapkan langkah-langkah pemeriksaan awal pemantauan monitoring dan sebagainya,” ujarnya.
Bambang tak menampik adanya pertanyaan dari civitas UGM. Bukan berlandaskan penolakan tapi cenderung preventif. Itulah mengapa jajarannya menerapkan kebijakan khusus. Pemantauan akan berlaku kepada para siswa asal Tiongkok yang kembali ke UGM.
“Sempat ada pertanyaan dari rekan-rekan dosen, apakah yang bersangkutan terjangkit virus atau tidak karena informasi dari teman-teman kesehatan waktu minimal 7 hari untuk bisa mengetahui seseorang terjangkit atau tidak,” katanya.
UGM, lanjutnya, juga telah menyiapkan sejumlah kebijakan khusus. Salah satunya adalah bertugas atau belajar di rumah. Langkah ini sebagai wujud antisipasi. Setidaknya menunggu masa inkubasi selama empatbelas hari.
Pihaknya juga akan menyiapkan semacam rumah khusus. Fungsinya untuk memonitor para civitas yang baru saja kembali dari luar negeri. Tentunya kebijakan ini tetap berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan terdekat RSUP Sardjito.
“Kami akan sediakan semacam rumah atau tempat. Fungsinya untuk menampung mereka-mereka yang baru datang atau baru saja pulang (dari luar negeri). Nanti kami monitor, pantau secara intens. Kalau memang dibutuhkan akan langsung rujuk ke RS Sardjito,” ujarnya. (dwi/tif)