RADAR JOGJA – Dalam aksi Gejayan Memanggil, Senin (9/3) yang menolak kebijakan Omnibus Law dna RUU Cipta Karya, tak hanya diikuti ratusan mahasiswa yang terabung dalam Aliansi Rakyat Bersatu, tapi juga berbagai elemen masyarakat. Humas Aliansi Rakyat Bersatu Kontra Tirano menyatakan tidak ada sosialisasi yang jelas dan rinci terkati RUU tersebut dari pemerintah baik bagi UMKM dan buruh.

“Untuk itu kami turun ke jalan dan menolak serta menggagalkan Omnibus Law,” ujarnya.

Menanggapi aksi tersebut, politisi senior PDIP DIJ Bambang Praswanto menilai tujuan RUU Omnibus Law sudah bagus. Kendati demikian perlu didukung proses yang baik dengan melibatkan seluruh stakeholder dan rakyat kecil, seperti buruh, petani, nelayan, dan lainnya. Menurutnya tujuan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat lebih penting daripada sekadar investasi.

“Kemudahan berinvestasi tidak hanya yang besar, tetapi juga memberi peluang besar kepada usaha kecil dan mikro yang berasal dari rakyat,” kata mantan Ketua DPD PDIP DIJ ini.

“Mempertahankan keserasian dan keberlanjutan SDA menjadi bagian dari kehidupan masa depan manusia. Maka harus dikelola dengan hati-hati dan arif serta bijaksana,” lanjutnya.

Dia berharap tujuan akhir RUU Omnibus Law dapat selaras dengan ideologi Pancasila dan makna pembukaan UUD Negara RI 1945. “Ruang untuk masukan dan pengkritisan dalam penyempurnaannya harus terbuka lebar dan transparan untuk semua elemen rakyat,” ungkapnya. (sky/tif)