RADAR JOGJA – Banjir kiriman yang melanda sejumlah wilayah Gunungkidul menelan korban jiwa. Tiga bocah warga Karangnongko, Ngloro, Saptosari, ditemukan tewas mengenaskan di ladang jagung yang tergenang air. Mereka masih satu keluarga, dua di antaranya kakak beradik.

Korban meninggal atas nama Nando, 7; Abel, 7; dan Yulius, 8. Abel dan Yulius merupakan kakak beradik anak Tukini. Sementara Nando merupakan buah hati Paikem. Peristiwa naas itu diketahui kemarin (8/3) sekitar pukul 15.00.

Untuk diketahui, genangan itu sejatinya merupakan ladang jagung yang berubah jadi kolam mematikan. Menurut warga setempat, Menthur, 34, sebelum hujan lebat datang, genangan air banjir kiriman di lokasi kejadian masih sedikit.

Namun hujan pada Minggu malam dengan durasi cukup lama mengakibatkan genangan meluas dan dalam. Anak-anak diduga tidak menyadari bahaya itu. “Bocah-bocah kan, ora ngerti jerone sepiro. Langsung njegur kemungkinan ora iso mentas (anak-anak tidak tahu kedalaman air. Langsung menceburkan diri, kemungkinan tidak bisa berenang, Red),” kata Menthur.

Nah sekitar pukul 15.00 ada warga yang mengetahui tiga anak dalam kondisi mengambang. Kabar itu menyebar, sebagian lainnya menghubungi kepolisian. Saat ditemukan, posisi ketiga bocah itu berdekatan. Ketika dievakuasi, tubuh korban masih lemas.

Diduga meninggal dunia akibat banyaknya air yang masuk ke tubuh. “Dik Abel dan Yulius kakak beradik. Sementara Nando masih kerabat, rumahnya berdekatan. Dadine sak batih (satu keluarga, Red),”  ujarnya.

Sore itu juga ketiga jenazah dikebumikan di pemakaman setempat. Suasana duka menyelimuti Dusun Karangnongko. Ratusan orang turut mengantar ketiga anak malang itu menuju peristirahatan terakhir.

Kapolsek Saptosari AKP Wijayadi membenarkan adanya peristiwa ini. Petugas kepolisian telah melakukan olah TKP. Dari tenaga medis juga memeriksa kondisi ketiga jenazah korban tenggelam. Hasil pemeriksaan dari keterangan sejumlah saksi, ketiganya bermain tanpa ada orang dewasa yang menemani. “Kami mengimbau kepada orang tua agar mengawasi aktivitas anak. Terlebih sekarang sedang musim hujan,”  katanya.

Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Edi Basiki mengatakan, hujan dengan durasi panjang di Gunungkidul memicu banjir genangan dan pohon tumbang. Tingginya intensitas hujan diperparah dengan ketiadaan saluran air. Akibatnya, belasan rumah penduduk terendam air. Dalam peristiwa ini lahan pertanian turut terendam.

Banjir menerjang wilayah Panggang, Girisubo, Saptosari, dan Kecamatan Semanu. “Terkait korban tenggelam di Saptosari, petugas masih melakukan assesment,” kata Edi. (gun/laz)