RADAR JOGJA – Industri pariwisata DIJ merasakan dampak yang cukup signifikan dari pandemi virus Korona, khususnya sektor perhotelan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIJ Deddy Pranowo menyebutkan, hingga Selasa (17/3) penurunan okupansi sudah hampir 20 persen. Namun angka kunjungan wisatawan di DIJ masih 80 persen, berasal dari domestik.

“Per 14 Maret 2020 sudah turun 15 persen, hari ini (17/3) penurunan okupansi hotel di DIJ sudah 17-20 persen,” ujarnya dalam jumpa pers di Grand Mercure Hotel, Selasa (17/3).

Menanggapi kondisi ini, Badan Pimpinan Daerah (BPD) PHRI DIJ telah mengumpulkan General Manager Hotel dan Manager Restoran. Guna memberi pedoman utama pencegahan maupun penanganan virus Korona atau Covid-19 di lokasi masing-masing. Selebihnya, masing-masing hotel dan restoran akan menjalankan SOP-nya sendiri.

“Intinya, kita tidak boleh panik, tapi mempersiapkan langkah-langkah yang benar,” ujar Deddy.

Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Kukuh Wibawanto menambahkan, pihaknya terus mengawal ketat kebijakan dan tindakan pemerintah. Termasuk insentif yang dijanjikan pemerintah.

“Sebab, sampai saat ini insentif-insentif berupa keringanan pajak hotel dan restoran itu belum sampai ke daerah-daerah,” ujarnya. (sky/tif)