RADAR JOGJA – Kota Magelang berstatus kejadian luar biasa (KLB) virus korona (Covid-19). Penetapan status KLB ditetapkan sejak Rabu (25/3) karena ada pasien yang meninggal dunia dinyatakan positif.

Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Magelang Joko Budiyono menyatakan, sebelumnya pasien yang meninggal itu berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Dia dirawat di ruang isolasi RST dr Soedjono sejak Jumat (20/3). Dia mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (21/3).

Pasien yang meninggal dunia itu merupakan warga Kota Magelang. ”KLB karena ada yang meninggal dan positif. Dan, warga kota,” jelasnya saat ditemui awak media seusai rapat koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Aula Adipura Kencana Kota Magelang Kamis (26/3).

Dengan ditetapkannya status KLB, Pemkot Magelang mengambil beberapa langkah mulai pencegahan hingga penanganan. ”Kita harus lebih hati-hati. Aspek pencegahan harus lebih kuat lagi. Aspek medis harus lebih baik lagi,” jelasnya.

Joko menegaskan, pemkot akan melakukan sterilisasi angkutan-angkutan yang mengangkut pemudik. Terutama angkutan dari wilayah yang telah ditetapkan sebagai zona merah Covid-19.

”Sudah saya perintahkan untuk mewaspadai apabila ada yang melakukan mudik. Di batas kota, kami lakukan sterilisasi. Kepada RT/RW apabila ada tamu dari zona merah harus hati-hati. Hari Minggu saya minta ada gerakan penyemprotan masal secara mandiri,” jelasnya.

Selain itu, pemkot telah mengeluarkan surat edaran kepada umat beragama agar tidak melakukan ibadah dalam keramaian. Termasuk tidak melaksanakan salat Jumat di masjid untuk umat Islam. ”Sesuai edaran, jumatan tidak ada. Kristen, Katholik, Hindu, Buddha juga akan kami keluarkan edaran,” jelasnya.

Sedangkan untuk penanganan, pemkot telah menambah ruang isolasi di masing-masing rumah sakit untuk menampung PDP. RSUD Tidar menyiapkan sedikitnya sepuluh ruang. RST dr Soedjono sebanyak 12 ruang. RSJ dr Soerojo menyediakan sepuluh ruang. Sedangkan RSU Budi Rahayu ada 26 ruang yang bisa dimanfaatkan.

Rumah sakit swasta yang masuk dalam kategori fasilitas kesehatan pertama juga dilibatkan dalam penanganan pasien Covid-19. Namun, mereka belum memiliki alat pelindung diri (APD) yang memadai. ”Rumah sakit swasta ini kami sudah pesankan APD ke Jakarta. Kurang lebih tiga ratusan,” jelasnya. (asa/amd)