GUNUNGKIDUL –Sofyan Haryanto mengaku kaget saat sepeda motornya ngadat saat melintasi jalan gelap di Hutan Tleseh, Playen, Gunungkidul, Kamis (11/1) malam. Seingatnya, sebelum mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

  1. 558.09 Gading, Playen, kondisi sepeda motornya masih normal.

“Setelah saya periksa pengapiannya tidak ada masalah, tapi mesin tetap tak mau menyala. Kemudian saya buka tangki BBM seperti ada yang aneh,” ungkapnya Jumat (12/1).

Lantaran tak ada tanda-tanda mesin bakal menyala, Sofyan pun terpaksa mendorong sepeda motornya sampai Desa Bunder, Patuk. Beruntung, jalan dari Hutan Tleseh hingga Desa Bunder berupa turunan, sehingga Sofyan tak begitu kelelahan. Sesampai di sebuah bengkel, Sofyan langsung menceritakan kronologis yang dialaminya setelah mengisi premium di pom bensin di sebelah utara Mapolsek Playen itu kepada sang mekanik.

“Setelah motor diperiksa, di dalam tangki BBM, premium seperti tercampur bahan bakar lain. Setelah bahan bakar dikuras dan diganti, sepeda motor bisa menyala lagi,” ucapnya.

Sofyan mengaku tidak nyaman dengan peristiwa yang dialaminya. Apalagi SPBU Gading menjadi langganannya setiap mengisi BBM. Meski pihak SPBU bertanggung jawab atas kerusakan kendaraan pelanggan, Sofyan berharap insiden yang sama tidak terulang lagi.

Kejadian yang dialami Sofyan juga menimpa puluhan pemilik kendaraan lain. Gelombang komplain warga akibat insiden dugaan premium tercampur solar berlangsung hingga kemarin sekitar pukul 12.00. Itu lantaran secara hampir bersamaan kendaraan mereka ngadat tak lama setelah keluar pom bensin. Tampak petugas SPBU membantu seorang pemilik sepeda motor menguras tangki BBM di belakang SPBU. Korban BBM SPBU Gading lainnya mengaku harus merogoh kocek untuk perbaikan mesin kendaraan di bengkel.

Manajer SPBU 44.55809 Gading Wahyudi berkomitmen untuk mengganti biaya perbaikan kendaraan pelanggan yang rusak setelah mengisi BBM di tempatnya. “Semua biaya (yang dikeluarkan pelanggan, Red) kami ganti. Saya tidak menghitung berapa orang yang komplain, prinsipnya kami bertanggung jawab,” ujarnya.

Ikhwal adanya indikasi premium tercampur solar, Wahyudi enggan berspekulasi. Kendati demikian dia tak menampik indikasi tersebut. “Premium tetap berwarna kuning, namun dari baunya memang mirip solar,” ungkapnya.

Wahyudi mengungkapkan, sebelum insiden tersebut SPBU yang dikelolanya menerima kiriman tiga tangki BBM berbagai jenis. Salah satunya premium. Sejak pengiriman tersebut, premium terjual sekitar 400 liter.

Kasus tersebut kini dalam investigasi pihak Pertamina selaku penyuplai BBM di SPBU. Sembari menunggu hasil investigasi, sisa premium yang ada tidak dijual.

Sementara itu, dalam keterangan pernya, Pjs Unit Manager Communications and CSR MOR IV Pertamina Muslim Dharmawan mengaku telah menerjunkan tim untuk memeriksa kondisi sampel produk dan tangki penampungan BBM di SPBU Gading. Langkah itu menjadi awal investigasi dugaan premium tercampur biosolar. Kendaraan konsumen yang melaporkan kejadian tersebut turut diperiksa.

Dikatakan, sebelum mobil tangki pertamina melakukan bongkar muat premium dan biosolar sekitar pukul 16.00 telah dilakukan pengambilan sampel sesuai prosedur pengisian BBM. Menurutnya, hasil sampling saat pemeriksaan menunjukkan kualitas kedua produk tersebut baik.

“Saat ini SPBU tetap melakukan penjualan BBM jenis lainnya dengan normal. Sementara untuk tangki produk premium masih belum dioperasikan karena menunggu hasil investigasi tim di lapangan,” ucapnya.

Saat ini sampel produk yang diduga tercampur biosolar masih di teliti di laboratorium untuk investigasi Pertamina.(gun/yog/mg1)