KULONPROGO – Jalan Daendels di wilayah Kulonprogo ditutup untuk umum sejak Senin (26/3) sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Penutupan akses utama jalur jalan litnas selatan (JJLS) tersebut menjadi penanda segera dimulainya pembangunan fisik New Yogyakarta International Airport (NYIA) di wilayah Temon.
Petugas gabungan Satlantas Kulonprogo dan dinas perhubungan setempat berjaga di kawasan yang menjadi objek izin penetapan lokasi (IPL) NYIA untuk mengalihkan arus lalu lintas.
Project Manager Pembangunan NYIA PT Aangkasa Pura (AP) I Sujiastono mengatakan, penutupan Jalan Daendels bertujuan memudahkan pengerjaan fisik bandara. Sekaligus memastikan bahwa area tersebut bukan lagi sebagai hunian, tapi beralih untuk bandara. “Selesainya proses konsinyasi berarti pengadaan tanah bandara juga selesai 100 persen,” ujarnya.
“Intinya area IPL NYIA ditutup dan dijaga. Hanya warga yang tinggal di kawasan IPL boleh keluar-masuk. Sementara yang tidak berkepentingan harus ada izin,” sambung Sujiastono.
Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kulonprogo Hera Suwanto menjelaskan, akses Jalan Daendels akan dibuka kembali jika proyek pembangunan bandara selesai. Hal itu berdasarkan kesepakatan bersama forum lalu lintas dan angkutan jalan dinas perhubungan.
“Mungkin bisa selama 10 bulan lebih,” katanya.
Hera mengklaim telah melakukan sosialisasi terkait kebijakan tersebut. sosialisasi berupa pemasangan spanduk di persimpangan jalan-jalan utama sejak dua pekan lalu. Di titik tersebut juga dipasang rambu penunjuk arah dan portal portable.
Tak kurang 20 portal portable sebagai penanda pengalihan arus lalu lintas. Salah satunya di perempatan traffic light Glagah. Arus arus kendaraan dari timur (Bantul) ke utara menuju jalan nasional diarahkan lewat pertigaan Demen. Sementara di sisi barat, portal dipasang di simpang tiga Sindutan. Kendaraan dari arah barat dialihkan ke utara menuju jalan nasional.
“Selebihnya kami pasang banner di jalan-jalan kecil yang masuk ke area IPL dari arah utara,” ujarnya.
Portal permanen juga di pasang di jalan sisi barat (Sindutan) dan timur (Glagah) yang berbatasan langsung dengan IPL NYIA. “Ada petugas yang berjaga penuh 24 jam,” lanjutnya.
Sementara itu, sopir truk boks Wisnu Adi yang biasa melintas di JJLS Temon mengaku tidak tahu adanya penutupan jalan untuk pembangunan bandara. “Ya jadi susah, saya nggak bisa memasok barang karena jalannya ditutup,” keluh warga Purworejo, pemasok dagangan warung-warung kelontong di Jalan Daendels wilayah Temon.
Jemadi, warga Glagah, manyatakan hal senada. Dia terpaksa harus memutar sekitar tiga kilometer saat mengantar material di kawasan Temon. “Merepotkan sebetulnya, tapi mau bagaimana lagi,” ucapnya. (tom/yog/mg1)