SLEMAN – Pil Trihexyphenidyl bukanlah obat penenang. Namun, memiliki efek antiklonergik pada sistem saraf tubuh pengonsumsinya. Karena itulah psikotropika yang dikenal dengan sebutan pil sapi tersebut kerap disalahgunakan seseorang.

Kepala Puskemas Gedongtengen, Kota Jogja Tri Kusumo Bawono mengungkapkan, sebelum ditarik dari peredaran pil Trihexyphenidyl kerap digunakan untuk terapi penyakit Parkinson. “Pil ini diburu karena harganya murah, tapi dampaknya seperti ekstasi. Padahal bukan jenis pil penenang,” ujarnya Rabu (18/4).

Dikatakan, konsumsi pil sapi secara berlebihan bisa berdampak serius pada sistem saraf tubuh. Dampaknya organ tubuh tak bisa bekerja secara optimal.

Tri mengaku kerap menangani pasien penyalahguna Trihexyphenidyl. Ciri-ciri umum pengonsumsinya mengalami detak jantung terlalu kencang, muka berkeringat, mata melotot tapi pandangan kosong, dan tenggorokan kering.

Sementara itu, Kepala Seksi Layanan Informasi KonsumenBalai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BB POM) Jogjakarta Soesie Istyorini mengklaim seluruh Trihexyphenidyl telah ditarik dari peredaran.

Terutama yang diproduksi Yarindo Farmayama dalam kemasan botol maupun pax. “Pil ini tergolong obat keras dan tidak boleh dijual sembarangan. Dulu saat masih beredar, konsumsi obat ini harus pakai resep dokter. Saat ini semuanya sudah ditarik oleh Badan POM,” ucap Soesie.

Faktanya masih banyak pil yang beredar, meski secara sembunyi-sembunyi. Sebagaimana yang berhasil diungkap jajaran Polda DIJ. Yang terbaru adalah hasil ungkap perkara di Polsek Ngaglik, Sleman. Polisi mendapatkan barang bukti berupa ribuan pil sapi dari tersangka EN,23, dan EM,30. Kedua tersangka mengaku memperoleh barang tersebut dari seorang bandar di Solo. Sebelumnya petugas Ditreskoba Polda DIJ mengungkap temuan 445 ribu pil serupa dari pengedar yang beroperasi di wilayah Jogjakarta.

Direktur Reskoba Kombes Pol Wisnu Widarto menyebut, ada seorang penyuplai besar asal luar DIJ yang memasok pil sapi kepada para bandar yang ada di Solo. Bandar asal Solo itulah yang kemudian memasok pil sapi kepada pengedar di Jogjakarta. “Kami masih melacak keberadaan Mr X, penyuplai besar pil Trihexyphenidyl itu,” katanya.(dwi/yog/mg1)