BANTUL – Semangat toleransi ditunjukkan warga Dusun Semampir, Argorejo, Sedayu. Betapa tidak, warga Semampir yang terkenal dengan kemajukannya Minggu (24/6) guyub menggelar tradisi merti dusun. Tak ada sekat antarumat beragama dalam tradisi yang baru digelar kedua kalinya ini.
”Sehingga merti dusun dapat mempererat tali persaudaraan sekaligus kerukunan antarumat beragama,” harap Lurah Argorejo Ngadimin di sela merti dusun.
Tradisi merti dusun ditandai dengan kirab budaya. Beberapa gunungan yang di antaranya berisi berbagai hasil bumi diarak mengelilingi kampung.
Menurut Ketua Panitia Merti Dusun Joko Purnomo, tradisi ini bertujuan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sekaligus sebagai harapan agar hasil panen dan sumber mata pencaharian warga seperti dagang semakin bertambah. Dengan begitu, roda perekonomian kian berputar. ”Sehingga anak-anak dapat bersekolah lebih tinggi,” ucapnya.
Berbeda dengan merti dusun di sejumlah desa, tradisi di Semampir digelar secara swadaya. Seluruh warga merogoh kocek pribadi demi terselenggaranya merti dusun. Tak ada bantuan pemerintah. Kendati begitu, Joko menekankan, seluruh warga antusias. Toh, para perantau yang mudik ikut andil.
”Ada RT yang terlibat,” ujarnya.
Yang membedakan lagi, tradisi merti dusun di Semampir baru digelar dua kali. Sedangkan kirab budaya baru dilaksanakan kali ini.
Dari itu, pelaksanaan merti dusun di Semampir belum memiliki waktu khusus. Joko menargetkan merti dusun dan kirab budaya dapat digelar rutin tiga tahun sekali.
”Belum dipastikan merti dusun selanjutnya akan dilakukan setiap tanggal berapa. Ini sebagai bentuk syawalan masyarakat,” tambahnya. (ega/zam/mg1)