JOGJA – Lima belas tim finalis perwakilan kota/kabupaten se-DIJ menunjukkan penampilannya di aula SMKI Rabu (11/7). Mereka adalah peserta Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMP tingkat provinsi.

Tiga kategori yang dilombakan. Yakni musik kreasi, tari kreasi baru dan menyanyi solo. Juri berasal dari kalangan seniman, akademisi, dan praktisi. Kabid PLB Dikdas Disdikpora DIJ Bachtiar Nurhidayat mengatakan dalam FLSN diharapkan setiap daerah bisa menunjukkan potensi keseniannya masing-masing. Sehingga memberikan ciri khas daerah.

Tujuan FLSN mengenalkan budaya lokal secara nasional. Mengandung pendidikan karakter dengan saling berinteraksi dan sikap toleransi yang berdampak luas.

“Tapi, yang penting pendidikan karakter anak harus tertanam sejak lomba antarkabupaten bahkan tingkat sekolah,” ujar Bachtiar.

Nantinya, juara pertama mewakili DIJ maju ke tingkat nasional pada September 2018 di Bangka Belitung. Tahun kemarin, DIJ menjadi juara umum FLSN.

“Setiap grup harus memunculkan karakter bagaimana mereka mencoba mengekspresikan tema gotong royong dan toleransi,” kata juri dari Jurusan Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta Setyastuti.

Melihat seluruh penampilan apik yang dibawakan para peserta, Setyastuti menilai potensi kesenian dan budaya pelajar luar biasa. Karena memiliki instansi pendidikan seni dari tingkat SMP hingga S2.

Setyastuti meminta Dinas Pendidikan maupun Dinas Kebudayaan mengakomodir penata tari untuk workshop. “Termasuk pembaruan tema secara utuh. Tidak hanya itu, saya kira perlu workshop untuk guru seni dalam mengolah, menata tari dalam festival pelajar,” ujar Setyastuti selaku. (tif/iwa/fn)