BANTUL – Beberapa mainan anak kuno atau jaman dulu (jadul) cukup menarik perhatian pengunjung Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 30 di Pyramid, Jalan Parangtritis Km 5, Bantul.

Banyak mainan yang terbuat dari kertas ditampilkan di stan milik komunitas Kampung Dolanan yang berasal dari Pandes, Bantul ini seakan mengingatkan semasa kanak-kanak, utamanya bagi generasi 90an. Dolanan tersebut kebanyakan dibuat dari barang bekas berupa kertas dan kayu yang kemudian disulap menjadi mainan yang unik.

Awal mula ide menjual barang tersebut adalah dari pendiri komunitas yaitu Wahyudi Anggoro yang sekarang menjadi Lurah Pandes. Awal mula pada 2007 Wahyudi mengumpulkan para remaja pascabencana tsunami DIJ pada 2006 silam.

“Sekaligus sebagai trauma healing, agar remaja di desa dapat melupakan kejadian kelam yang sedang dialami para korban,” ungkapnya salah satu anggota komunitas Agesti Siwi.

Dia menjelaskan, awalnya bertujuan menghilangkan trauma pada korban bencana alam, namun seiring berjalannya waktu produk yang diciptakan bisa jadi peluang bisnis sekaligus melestarikan dolanan kuno.

Mainan yang dijual sangatla beragam, ada yang berupa kipas dari kertas bekas, gantungan, kincir, wayang yang terbuat dari karton, serta mainan lainnya seperti enggrang, pasaran, gamelan mini dan berbagai macam lainnya.

Harga yang dipasarkan pun sangatlah beragam mulai dari Rp 5 ribu hingga puluhan ribu, tergantung dari jenis dan besarnya mainan yang di buat oleh komunitas tersebut. (mg4/ila)