PURWOREJO – Kebutuhan guru sekolah dasar di Kabupaten Purworejo tidak mungkin dicukupi dari hasil seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang hingga saat ini masih berproses. Sekolah dasar yang memanfaatkan guru berstatus wiyata bhakti, masih sangat banyak.

Hal ini diakui Bupati Agus Bastian usai menjadi inspektur upacara peringatan Hari Guru dan HUT ke-73 PGRI tingkat Kabupaten Purworejo di Alun-Alun, Minggu (25/11). Diakui, pihaknya sangat menantikan hasil CPNS meskipun belum mampu menutup kebutuhan.

“Kebutuhan guru, utamanya di SD sangat besar, sedang formasi CPNS masih terbatas, tapi akan kami maksimalkan,” kata bupati. Menurutnya, banyak sekolah yang akhirnya menutup kebutuhan dengan mengangkat guru wiyata bhakti (WB).

Keberadaan guru wiyata bhakti sangat membantu dan memperlancar proses belajar anak. “Memang kesejahteraan guru WB belum bisa maksimal, tapi kami tentunya akan tetap memperhatikan,” tambah Bastian.

Bupati mengaku telah merencanakan di tahun 2019 akan meninjau ulang dan memberikan sesuatu yang terbaik. Bupati juga mengharapkan banyak wiyata bhakti yang mampu menjadi PNS. “Guru WB itu merupakan guru yang tidak jelas masa depannya,” ujarnya. Andaikan tidak bisa menjadi PNS, bupati akan mencari solusi agar WB mendapat tempat yang layak dari sisi kesejahteraan di dunia pendidikan.

Secara umum, dalam peringatan hari guru dan HUT PGRI, Bupati minta agar guru makin profesional. Di tangan merekalah, anak-anak yang akan mengambil peran di era abad 21 ditempa.

“Era abad 21 persaingan makin ketat dan tidak mudah, saya minta guru bisa meningkatkan diri dan mendorong sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Purworejo Sukmo Widi Harwanto membenarkan, tenaga wiyata bhakti di jenjang SD masih cukup tinggi di Purworejo. Hanya saja pihaknya belum mengetahui secara persis jumlahnya. “Cukup banyak, saya tidak ingat,” kata Sukmo yang baru saja dilantik menjadi Kadindipora ini. (udi/laz/fj/mg3)