BANTUL – Laboratorium Ilmu Pemerintahan (IP) Fisipol UMY mengadakan Pelatihan Soft Skill Spiritual Leadership. Kegiatan yang diikuti mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan angkatan 2017 ini dilaksanakan di Gedung K.H. Ibrahim E6 lantai 5 Kampus UMY Terpadu.

Pembicara yang hadir pada pelatihan kali ini adalah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS, MKes dengan tema Peran Pemuda dalam Kepemimpinan di Era Disrupsi. Selain itu, ada pula Dr Suswanta, MSi yang membahas tema Be the Best not be Asa.

Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan UMY Muhammad Eko Atmojo, SIP, MIP mengatakan, dalam menghadapi era disrupsi yang semakin masif perkembangannya, maka perlu adanya leader yang diharapkan memiliki pemikiran bijak.

Bertindak sebagai pemateri pertama, Agus Taufiqurrahman menyebutkan, peran pemuda sangatlah besar dalam era disrupsi saat ini. Pemuda merupakan tombak bangsa yang harus menjadi pemimpin golongan dimasa saat ini dan masa depan. ”Sebab, di era disrupsi semakin banyak tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, pemuda adalah satu-satunya harapan bangsa untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut,” ujarnya.

Memberikan materi dengan gaya humor namun serius, Agus mengajak seluruh peserta pelatihan untuk berikrar sebagai pemuda haruslah memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Itu dilakukan untuk bisa mengubah pola pikir bangsa Indonesia agar tidak ada lagi perpecahan yang terjadi.

Gaya kepemimpinan yang dibalut dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual merupakan gaya kepemimpinan yang dibutuhkan pada zaman sekarang. ”Sebagai pemimpin, pemuda haruslah memiliki kecerdasan emosinal dan spiritual demi menciptakan kepemimpinan milenial yang dapat bersaing di era disrupsi saat ini,” imbuh Agus.

Sementara itu, pemateri lain, Suswanta menyebutkan bahwa hal yang baru akan memicu sebuah semangat yang tidak pernah dimiliki sebelumnya seperti gaya kepemimpinan yang penuh dengan inovasi atau hal baru.

”Yakini potensi diri untuk meraih kesuksesan adalah pemikiran yang harus dimiliki oleh masing-masing jiwa, kemudian dibarengi dengan semangat leadership demi merubah pola pikir buruk menjadi positif,” ungkap Suswanta. (sce/ila)