JOGJA – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Jogja memberikan penghargaan uang tunai sebesar Rp 1 juta. Itu diperuntukan bagi peserta Metode Operasi Pria (MOP) yang berhasil. Peserta MOP diminta disiplin.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPPKB Kota Jogja Eny Retnowati menekankan, jika ingin program KB MOP berhasil, peserta harus disiplin. Setelah operasi misalnya, disarankan untuk menggunakan kondom jika hendak berhubungan dengan istri. “Itu untuk mengantisipasi sperma pembuahan yang masih tertinggal keluar lebih dulu,” ujarnya Kamis (6/12).
Eny mengatakan peranan pria sangat dibutuhkan untuk kesuksesan program KB. MOP merupakan program KB jangka panjang bagi pria. Apabila program MOP itu berhasil dilakukan oleh masyarakat, DPPKB menjanjikan adanya reward berupa uang tunai sebesar Rp 1 juta dengan PPh satu persen. Program MOP itu pun dinilai lebih praktis. “Sebab hanya membutuhkan proses 25 menit,” kata Eny.
Meskipun begitu ternyata belum banyak peminat program MOP tersebut. Hingga Oktober 2018 jumlah peserta KB pria baru 135 orang. Data yang dimiliki DPPKB Kota Jogja, dari 40.451 pasangan usia subur (PUS), baru 27.415 pasangan yang terdaftar sebagai peserta KB. Atau baru sekitar 70 persen. Mayoritas menggunakan alat kontrasepsi IUD 9,092 orang, suntik sebanyak 7.672 orang dan dengan kondom ada 5.641 orang.
Karena itu DPPKB turut mengganden pihak lain. Seperti rumah sakit dalam peningkatan fasilitas kesehatan. Eny meyakini, keikutsertaan yang tinggi juga diiringi dengan peningkatan faskes.
Eny menambahkan sebelum memutuskan melakukan MOP, peserta akan melalui konseling atau bimbingan terlebih dulu. Konseling itu gunanya melihat kadar gula tubuh, tensi darah, sampai berat badan. “Konseling tersebut juga bertujuan untuk mencegah adanya efek samping.,” ujar Eny.
Selain program KB MOP, DPPKB juga memiliki program lainnya guna mengendalikan pertumbuhan penduduk. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan reproduksi (KEI Kespro) misalnya, adalah salah satunya. Program ini menekankan pentingnya pemahaman kepada remaja tentang kesehatan reproduksi serta dampak pernikahan dini.
Eny menyarankan, pasangan muda yang menikah di atas usia 16 tahun menunda kehamilan hingga sang istri berusia 21 tahun. Itu bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan balita. KIE Kespro tak hanya berlaku bagi pasangan muda, tapi juga PUS.
Ada pula program Kampung KB yang telah dicanangkan sejak 2016. Program ini dianggap mampu mengatasi masalah kemiskinan dan pengentasan kawasan kumuh. (cr9/pra/fn)