Suasana Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Jogja Rabu (12/12) terasa spesial. Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko membabtis 248 umat Katolik. Mereka yang hadir memang spesial. Sebagian dari luar daerah. Semuanya menyandang disabilitas.

VITA WAHYU HARYANTI, Jogja

WAJAH Theodore Primanoel Guardianto tampak semringah. Sesekali dia menyunggingkan senyum. Usai menerima sakramen penguatan. Atau lebih dikenal dengan sebutan krisma. Remaja 18 tahun ini hadir di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru didampingi orang tuanya. Neneknya pun turut serta. Dari Surabaya. Theodore menyndang down syndrome.

“Saya berharap anak ini bisa menjadi berkat bagi hidupnya sendiri dan masyarakat. Menyebarkan cinta kasih pada keluarga dan sekitarnya,” ujar sang nenek, Elizabeth Indartini.

Everyone is Special. Begitu tajuk yang diusung dalam sakramen inisiasi bagi umat difabel di Gereja Santo Antonius Padua Kota Baru. Saat itulaah ratusan umat berkebutuhan khusus mendapatkan pelayanan sakramen pembatisan Oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Uskup Agung juga melayani sakramen komuni pertama dan krisma.

Uskup Agung pun tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan. Dia bangga kepada semua umat Tuhan yang istimewa itu. Juga kepada orang tua yang mempunyai hati menerima, merawat, dan menyayangi anak-anak mereka. “Karena adik-adik dan saudara ini sangat istimewa maka perlu juga mendapatkan perlakuan istimewa,” tuturnya.

Perlakuan istimewa itu, lanjut Uskup Agung, mereka diperkenankan mengalami kerahiman Allah yang luar biasa. Lewat sakramen baptis, komuni pertama, dan penguatan.

Uskup Agung merasakan sejauh ini anak-anak dan saudara terkasih yang istimewa itu kurang mendapatkan tempat dan pelayaan di gereja. Melalui perayaan Ekaristi umat Katolik pada umumnya. Karena itulah digelar acara spesial itu. Agar mereka turut berbahagia dengan limpahan kasih Tuhan.
“Kegiatan ini memang sebagai wujud cinta dari gereja Katolik kepada umatnya. Yang selama ini kurang mendapatkan sapaan karena minimnya fasilitas,” ungkap Widi Astuti, koordinator acara.

Sakramen babtis bagi umat berkebutuhan khusus sengaja digelar bukan hanya bagi warga Jogjakarta. Sebagian dating dari Surabaya, Solo, Sragen, dan Semarang. Bahkan ada yang datang dari Jakarta. Juga Sorong.

Sakramen inisiasi merupakan tindak lanjut perayaan Ekaristi pada 28 September lalu. Jumlah umat yang mengikuti sakramen ternyata jauh lebih banyak dari yang diperkirakan. Itu menunjukkan antusiasme mereka untuk terlibat dalam perayaan dan ibadah. Kehadiran mereka menunjukkan kerinduan untuk disapa dan dirangkul oleh gereja.

Para penerima sakramen adalah umat dari semua usia. Anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Sakramen baptis merupakan inisiasi pertama yang diberikan pada umat Katolik. Saat usia mereka cukup matang. Sakramen inisiasi kedua adalah komuni pertama. Diberikan bagi umat yang sudah dibaptis. Selanjutnya adalah sakramen penguatan atau krisma. Diberikan setelah baptis dan komuni pertama dengan waktu yang disesuaikan keuskupan. Biasanya dua tahun sekali. (yog/fn)