Sektor pendidikan dan penanggulangan kemiskinan masih menjadi prioritas utama pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Sleman pada 2019. Kendati demikian, pembangunan kesehatan masyarakat, peningkatan infrastruktur daerah, dan pengentasan pengangguran tetap menjadi fokus perhatian Pemerintah Kabupaten Sleman. Hal ini sebagaimana misi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Sleman 2016-2021.

Kebijakan tersebut tertuang dalam APBD Kabupaten Sleman 2019. Antara lain sebagai berikut:

1. Pendidikan dan Penanggulangan Kemiskinan
Dua sektor ini mendapat alokasi tertinggi dibanding lainnya. Anggaran total dalam APBD Kabupaten Sleman 2019 mencapai Rp 777,41 miliar. Dana tersebut untuk membiayai beberapa kebijakan yang berkaitan dengan masalah kegiatan pendidikan dan pembangunan sosial kesejahteraan masyarakat. Di antaranya, untuk bantuan operasional sekolah, tunjangan guru tidak tetap (GTT), pegawai tidak tetap (PTT), guru tetap yayasan (GTY), dan pegawai tetap yayasan (PTY). Serta bagi pamong dan PTT di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Selanjutnya untuk tunjangan profesi dan gaji guru.

Kebijakan ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman dalam upaya menyejahterakan para pendidik non Pegawai Negeri Sipil.

Alokasi lain diperuntukkan bagi siswa berprestasi maupun yang berasal dari keluarga tidak mampu. Berupa beasiswa pendidikan pada tingkat dasar Dan menengah. Ada pula alokasi untuk pembangunan/rehab gedung sekolah dan ruang kelas. Juga biaya operasional penyelenggaraan (BOP) pendidikan kesetaraan dan bantuan operasional PAUD.

Sementara anggaran belanja untuk pengentasan kemiskinan difokuskan pada pemberian bantuan rehab rumah tidak layak huni, jaring pengaman sosial, dan bantuan pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu.

2. Infrastruktur Daerah
Sebagaimana diketahui, pembangunan infrastruktur terus digencarkan oleh pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Guna mengimbangi percepatan pembangunan daerah oleh pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Sleman mengalokasikan dana pembangunan infrastruktur 2019 sebesar Rp 343,72 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk perencanaan, peningkatan dan pemeliharaan rutin jalan, jembatan, dan gorong-gorong; pembangunan dan pemeliharaan rutin drainase; perencanaan, rehab, dan pembangunan irigasi; pembangunan dan pemeliharaan embung serta penampung air; lalu pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana air limbah; konservasi sumber daya air dan prasarana air limbah; konservasi sumber daya air dan pengendalian ruang terbuka hijau; pembangunan sarana prasarana ekonomi; layanan air bersih bagi masyarakat; serta bantuan keuangan khusus (BKK) proyek infrastruktur.

3.Kesehatan
Pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah Sleman kian masif. Pemerintah Kabupaten Sleman menaruh perhatian serius sektor kesehatan dengan mengalokasikan anggaran hingga Rp 288,58 miliar pada APBD 2019. Adapun kegiatan prioritas sektor kesehatan meliputi: pelayanan imunisasi bayi, pelayanan imunisasi balita, dan pelayanan imunisasi ibu hamil. Serta premi asuransi kesehatan bagi kelompok tertentu.
Kelompok ini terdiri atas:
– Penduduk miskin dan rentan miskin,
– Tenaga honorer,
– Linmas/hansip,
– GTT,
– Kader LKM/NKM, sosial, posyandu, dan KB/IMP,
– Bayi baru lahir
Selain itu, prioritas anggaran kesehatan 2019 dialokasikan untuk belanja sarana prasarana puskemas dan jaringannnya. Serta pembiayaan layanan dasar kesehatan masyarakat di puskemas, RSUD Sleman, dan RSUD Prambanan.

4. Pengurangan Pengangguran
Untuk menekan angka pengangguran di tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Sleman menganggarkan dana Rp 7, 21 miliar. Alokasi anggaran tersebut untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) keterampilan bagi pencari kerja, pelatiahan keterampilan pemuda, pelatihan di bidang pertanian untuk masyarakat. Misalnya: pengolahan hasil pertanian dan makanan atau budidaya ikan dan ternak. Kemudian pelatihan di bidang perindustrian dan perdagangan. Seperti pembinaan usaha dagang, pengemasan hasil industri kecil dan menengah (IKM), serta pengembangan batik.(*)