FILM ini berkisah tentang karakter nyata seorang perampok ulung, Forrest Tucker, yang licin alias susah ketangkep polisi. Licinnya karena bukan hanya susah ketangkap, melainkan ketika sudah dipenjara pun dia kerap bisa meloloskan diri dengan cara-cara yang bikin pihak berwenang menggelengkan kepala. Di usianya yang senja, sekitar 70an tahun dia konsisten menjalankan profesinya dan tetap licin.

Dengan konsep sinematografi yang cenderung ala film drama aksi klasik, film berset awal 1980an ini menarik perhatian. Membuat saya merasa seolah kembali menonton film klasik, yang terbebas dari pola-pola pengadegan sinematik yang kekinian. Dialog-dialoh kasualnya cukup terasa magnetis sebab karakterisasinya mantap. Masing-masing karakter terasa bernyawa dengan memancarkan curahan pengalaman hidup dan gagasannya.

Setelah menonton film ini pun saya terkejut mengetahui bahwa sutradanya adalah David Lowery yang menghadirkan A Ghost Story, satu film drama sepi nyeni yang superalot mengingat satu adegan panjangnya yang cuma menyoroti seorang cewek karakter utama film menyiapkan dan santap sarapan di dapur (maksudnya apa coba?). Bagiku Lowery ini macam sutradara yang versatile (cakap dalam berbagai hal). Setelah menghadirkan film drama yang superdeskriptif, kali ini dia hadirkan drama naratif ang menarik. Benang merah keduanya adalah sama-sama terasa intim.

Sebelum saya bisa mengingat film apa, bisa jadi baru kali ini saya menyaksikan film nihilis yang bisa dan mudah dinikmati karena dialog berikut olah pemeranan yang mengalir alami, lebih-lebih dari Robert Redford dan Sissy Spacek.

Melihat performa duet pemeran veteran di film ini saja sudah membuatku senang karena komunikasi mereka terasa begitu nyata. Yang perlu diperhatikan adalah musik ilustrasinya. Barangkali baru kali juga yang mana musik ilustrasi yang meski nyerocos melulu tapi nggak mengganggu. Justru, makin menguatkan konstruksi nuansa adegan.

Film ini adalah salah satu berlian yang terpendam di tahun 2018. Plot filmnya yang bisa-bisa dihujat nggak cukup berfaedah tetap terepresentasikan menggirangkan bagi saya. Ini tentunya satu pencapaian yang tinggi bagi Lowery dan merupakan sebuah prestasi sinematik. (ila)

*Penulis adalah penggemar film dalam negeri dan penikmat The Chemical Brothers yang bermukim di Jogja Utara.