SLEMAN – Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Sleman membuka cabang kedua di Tamanmartani, Kalasan. Langkah itu untuk memperluas jangkauan pelayanan Bank Sleman.
Deputi Direktur Lembaga Jasa Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (LJK OJK) DIJ, Budi Saptono mengatakan, perkembangan BPR di Sleman baik. Total aset BPR di Sleman tumbuh 7,13 persen (Rp 3,4 triliun).
“Berdasarkan data, posisi pada Desember 2018, PD BPR Bank Sleman secara aset berada pada peringkat kedua di DIJ,” kata Budi pada peresmian Bank Sleman di Kalasan, Kamis (7/2).
Di DIJ terdapat 53 BPR dan 12 Bank Perkreditan Syariah. Selain pertumbuhan aset, diikuti pertumbuhan kredit 8,74 persen (Rp 1,9 triliun) dan Dana Pihak Ketiga tumbuh 6,63 persen (Rp 2,4 triliun).
“Peresmian ini semoga menguatkan peran BPR menghimpun dan menyalurkan dana nasabah. Serta memberikan kontribusi terhadap perbankan,” kata Budi.
Direktur Utama PD BPR Bank Sleman, M. Sigit mengatakan, hingga akhir 2018 aset Bank Sleman Rp 766,7 miliar. Dengan laba Rp 30,89 miliar.
“Dana pihak ketiga (tabungan dan deposito) Rp 542,55 miliar dan OSC (dana yang dipinjamkan) Rp 581,55 miliar,” kata Sigit.
Dia berkomitmen terus membantu masyarakat. Khususnya UKM. Oleh karenanya, 55 persen dari modal setor harus dialurkan kepada UKM.
“Alhamdulilah dapat kami salurkan lebih dari 70 persen. Bahkan sudah hampir mendekati 100 persen,” jelas Sigit.
Bank Sleman akan terus memperluas jaringan. Agar pelayanan kepada masyaralat maksimal. Bank Sleman telah memiliki 16 kantor kas dan satu payment point.
Bupati Sleman, Sri Purnomo (SP) menyebut, Bank Sleman memiliki peran penting pengembangan ekonomi mikro. Sebab Bank Sleman banyak menyalurkan modal untuk UKM.
SP mengatakan, kehadiran Bank Sleman berdampak positif. Buktinya, kemiskinan di Sleman tiap tahun menurun.
“Kemiskinan pada 2017 sebesar 8,13 persen. Menurun menjadi 7,65 persen pada 2018. Ini karena dukungan Bank Sleman memberikan efek positif meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas SP. (har/iwa/riz)