JOGJA – Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XIV yang didukung Dinas Pariwisata DIY masih terus hingga Selasa (19/2). Menyuguhkan beragam penampilan seni dan budaya Tionghoa seperti wayang potehi, hingga panggung festival. PBTY pun tak bisa dipisahkan dari kuliner.

Ada sekitar 142 stan makanan meramaikan PBTY. Memadati sepanjang Jalan Ketandan, stan-stan makanan melayani pengunjung PBTY dengan beragam menu makanan.

Jajanan pinggir jalan atau street food, tak hanya makanan lokal. Seperti telur gulung, pempek, dan cilok. Ada pula street food ala Thailand, Jepang, hingga Korea Selatan.

Street food asal Thailand misalnya sate cumi dan thai tea. Ada Takoyaki dari Jepang. Jampong, Tteokbokki, dan odeng dari Korea Selatan. Tak ketinggalan makanan khas Mandarin seperti mochi, cakwe, hingga dimsum.

Di salah satu sudut Jalan Ketandan Wetan ada Pork Corner/Station. Sepanjang sisi Blok F tersebut para pengunjung disuguhi beragam varian menu babi.
Mulai sate babi hingga rica-rica babi. Beragam minuman dan ice cream juga disajikan untuk pengunjung. Ada pula penganan khas Imlek, yakni kue keranjang.

Salah seorang pengunjung Rosiana, 22, mengatakan kunjungannya Minggu (17/2) untuk kali ketiga. “Sepertinya lebih wah dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar perempuan yang datang dari Solo.

Dia mengatakan, PBTY kali ini lebih banyak menyuguhkan variasi kuliner. Baginya, festival kuliner yang paling ditunggu. Sajian street food yang belum pernah dia coba, akhirnya terpenuhi.

Hal senada juga diungkapkan Fita Nofiana, 24. Mahasiswi itu baru kali pertama ke PBTY. “Kulinernya banyak. Bermacam pilihan. Seru,” katanya.  (cr9/iwa/mg3)