MAGELANG – Ide dan pemikiran Tri Wardoyo patut diacungi jempol. Karya staf Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan YoMa) ini sangat inspiratif. Dia mampu menyulap pampers bekas menjadi barang yang bernilai ekonomi. Dan memiliki daya guna.

Yang terpenting, ide tersebut bermanfaat untuk meminimalisasi pengaruh negatif sampah yang tak bisa terurai. Dengan begitu kelestarian lingkungan lebih terjaga. Pun demikian kesuburan tanah. Salah satu semangatnya adalah menyelamatkan hewan ternak dari bahaya sampah.

“Timbunan sampah setiap hari kian menggunung, baik organik maupun anorganik. Apalagi pampers bekas yang saat ini menjadi masalah serius bagi lingkungan,” ungkap Tri Wardoyo Rabu (13/3).

Berangkat dari persoalan tersebut, Wardoyo lantas menggali ide. Untuk menjawab keresahannya itu. Apalagi saat ini semakin banyak pampers bekas yang dibuang di sembarang tempat. Salah satunya di aliran sungai.  Sampah pampers pun menyumbat aliran sungai. Sehingga menimbulkan bau tak sedap. Serta mengganggu pemandangan.

Maka terbersitlah dalam benak Wardoyo untuk mengolah dan memanfaatkan pampers bekas. Agar tak lagi menimbulkan masalah.  Serta bisa menjadi barang yang berdaya guna.

Dimulailah riset kecil-kecilan. Dari beberapa kali percobaan akhirnya muncul ide mengolah pempers bekas menjadi pot tanaman.

Wardoyo membersihkan pempers bekas dengan alat yang sangat sederhana. Hingga menghasilkan air pempers dan gel. Air pempers digunakan sebagai POC (pupuk organik cair). Gelnya bisa digunakan sebagai pupuk. Sedangkan bahan untuk membuat pot adalah kain pelapis kapasnya.

Proses pembuatannya pun sangat sederhana. Kain bekas pempers dicelupkan ke dalam adonan semen.  Dengan perbandingan 7 cetok semen : 2 liter air.  Pempers dicelupkan dan dicetak dengan media ember bekas. Maka jadilah pot unik itu.

Setelah mengering,  pot diwarnai. Sehingga muncul nuansa artistiknya. Siapa sangka jika pot cantik itu terbuat dari pampers bekas. Kesan pampers bekas yang menjijikkan pun hilang seketika. (*/yog/ila)