SLEMAN – Kepadatan arus lalu lintas saat mudik maupun balik saat musim Lebaran 2019 diprediksi tinggi. Jumlah kendaraan yang masuk wilayah Sleman saja diperkirakan mencapai 3,95 juta unit. Naik tiga persen dibanding tahun lalu.
Dirlantas Polda DIJ Kombes Pol Tri Julianto Djati Utomo mengatakan, tingkat kepadatan kendaraan bebanding lurus dengan potensi kecelakaan lalu lintas.
Ring road termasuk salah satu ruas jalan utama di DIJ yang tergolong sering menjadi tempat kecelakaan. Juga Jalan Wates KM 8-9 di wilayah Kulonprogo. Pun demikian sepanjang Jalan Solo. Terutama di KM 13-14. Serta Jalan Jogja-Magelang KM 15-17. “DIJ memiliki tipikal jalan lurus dan panjang. Itu potensi kecelakaannya tinggi,” tuturnya Jumat (31/5).
Jalan lurus panjang menjadi titik jenuh pengendara. Terlebih bagi pemudik yang telah melakukan perjalanan jauh. Jalanan yang lurus dan mulus bisa membuat kosentrasi pengemudi menurun.
Karena itu Julianto mewanti-wanti para pemudik memastikan kondisi tubuh tetap fit selama berkendara. Berhenti jika mengantuk. Istirahat saat kelelahan. “Tubuh yang tidak fit dan konsentrasi menurun bisa menimbulkan kecelakaan,” ingatnya.
KBO Satlantas Polres Sleman Iptu Riki Heriyanto mengatakan, indikator rawan kecelakaan pada jalan lurus dan halus lantaran memicu pengendara untuk mempercepat laju kendaraannya. Selain itu adanya bukaan divider U-turn (putar balik).
Persoalan lain pada pengendara sendiri. Yang tidak memperhatikan rambu lalu lintas.
Data Satlantas Polres Sleman selama arus mudik dan balik Lebaran 2018 menunjukkan sedikitnya ada tujuh kasus kecelakaan di wilayah Sleman. Empat korban mengalami luka berat dan empat lainnya luka ringan.
Jumlah kecelakaan meningkat dibanding Lebaran 2017. Ketika itu hanya tercatat empat kasus. Dengan seorang korban meninggal dunia dan lima lainnya luka ringan.
“Pada Lebaran kali ini kami akan melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menekan angka kecelakaan,” ujarnya.
Pada jam-jam tertentu personel Polres Sleman akan disiagakan di tiga titik rawan kecelakaan tersebut. Petugas juga akan patroli kontinyu di kawasan itu.
Spanduk-spanduk imbauan pun banyak dipasang di titik-titik strategis dan persimpangan jalan.
Terpisah, Kabid Transportasi Dinas Perhubungan Sleman Marjanto mengatakan, selain tiga jalur utama mudik tersebut ada satu jalan yang juga rawan kecelakaan. Yakni di Jalan Godean KM 7,9, dan 14.
Sementara itu, keberadaan pasar tumpah di beberapa lokasi jalur mudik turut berpotensi memicu kecelakaan. Juga kemacetan. Terlebih pasar tumpah di jalur mudik.
Menurut Marjanto, titik rawan macet di Sleman membentang dari wilayah barat hingga timur. Di sisi barat mulai Jalan Wates KM 5 hingga simpang empat Kronggahan, Gamping.
“Di sana banyak pasar tumpah dan bus ngetem, sehingga sering terjadi penumpukan kendaraan,” katanya.
Selanjutnya simpang empat Tempel. Termasuk jalan nasional. Jalan utama penghubung wilayah DIJ dan Jawa Tengah. Simpang empat Tempel menjadi pintu masuk wilayah DIJ. Pun sebaliknya. Titik ini menjadi langganan macet, khususnya kendaraan dari arah utara (Jawa Tengah). “Kami telah pasang water barier agar kendaraan bisa langsung melaju,” ujarnya.
Titik kemacetan selanjutnya di Flyover Jombor. Ada penyempitan ruas jalan. Terutama dari sisi utara. Menyebabkan laju kendaraan sedikit tersendat.
Simpang empat Kentungan juga tidak akan lepas dari kemacetan. Sebab, pada hari-hari biasa di simpang tersebut selalu terpantau padat kendaraan dengan antrean kendaraan yang panjang.
“Apalagi ditammbah pembangunan underpass. Tapi sudah ada rekayasa untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas,” kata Marjanto.
Simpang empat UPN hingga Jalan Solo di Bandara Adisutjipto juga diprediksi mengalami kemacetan panjang. Solusinya, kendaraan dari timur akan dialihkan melewati jalan masuk kawasan AAU. “Di depan Ambarrukmo Plaza juga macet saat liburan. Apalagi ada proyek pembangunan jembatan penyeberangan orang,” katanya.
Titik kemacetan lain diprediksi di simpang tiga Prambanan. Terlebih adanya pintu exit Jalan Tol Trans-Jawa di Surakarta. Marjanto memprediksi banyak pemudik menggunakan jalan tol masuk Jogjakarta lewat Prambanan. (har/yog/tif)