SLEMAN – Tiga orang meninggal, tujuh luka berat, dan 106 luka ringan. Mereka menjadi korban selama arus mudik-balik Lebaran yang tercatat dalam Operasi Ketupat Progo 2019. Operasi digelar pada 29 Mei hingga 10 Juni. Hingga Sabtu (8/6) total terjadi 73 kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas).
Kabid Humas Polda DIJ AKBP Yuliyanto mengatakan, angka kejadian lakalantas tahun ini meningkat dibanding musim Lebaran 2018. Kala itu tercatat 46 kasus. Meningkat 58,7 persen. Kendati demikian, tingkat fatalitas atau korban meninggal dan luka berat tahun ini mengalami penurunan. Tahun lalu korban meninggal sebanyak empat orang. Selain itu tujuh orang luka berat dan 55 lainnya luka ringan.
“Kendaraan yang terlibat lakalantas (tahun ini, Red) didominasi sepeda motor. Peristiwanya terjadi antara pukul 06.00 hingga 09.00,” jelas Yuliyanto, Senin (10/6).
Selain lakalantas, selama Operasi Ketupat Progo 2019 petugas mencatat sedikitnya terjadi 6.045 kasus pelanggaran lalu lintas. Angka pelanggaran lalu lintas juga mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Pada musim Lebaran 2018 tercatat 6.164 kasus pelanggaran.
Sementara soal kemacetan arus lalu lintas, Yuliyanto memastikan tak ada masalah berarti. Kepadatan arus kendaraan hanya terpantau di jalur menuju beberapa destinasi wisata unggulan DIJ. Seperti di kawasan Malioboro, Jalan Parangtritis, Jalan Solo (arah Candi Prambanan), dan kawasan Bukit Bintang, Patuk, Gunungkidul.
Selain terkait lalu lintas, petugas Operasi Ketupat Progo 2019 juga mencatat adanya tindak kriminalitas. Selama operasi terjadi 20 kasus kriminalitas. Meningkat dibanding periode yang sama Lebaran tahun lalu dengan 11 kasus.
Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah menambahkan, tren kejahatan pada masa Lebaran naik dan terjadi di berbagai daerah. Bukan hanya di Sleman. Menurut Rizky, tren kenaikan angka kriminalitas disebabkan oleh tingginya kebutuhan masyarakat yang bersifat mendesak. Untuk keperluan Lebaran. Para pelaku kejahatan cenderung menempuh cara instan untuk memenuhi kebutuhan itu.
“Namanya orang butuh uang paling gampang ya mencuri. Selain itu masyarakat juga masih sering lalai menjaga barang berharganya,” ucapnya.
Rizky mencontohkan masih banyaknya pencurian kendaraan bermotor. Itu lantaran pemilik lupa mencabut kunci kontak. Selain itu kejahatan di rumah kosong. Pelaku akan menyatroni rumah yang ditinggal mudik pemiliknya dalam waktu lama.
Langkah pencegahan, kata Rizky, sudah diantisipasi sebelumnya. Lewat program “kring serse”. Tiap polsek menyebar anggota reserse. Petugas ini mempunyai batas wilayah yang harus dijaga dalam radius tertentu.
Selain itu dengan optimalisasi peran Bhabinkamtibmas. Untuk mencegah kriminalitas di wilayah hukum masing-masing, Bhabinkamtibmas tiap polsek bekerja sama dengan petugas sekuriti perumahan dan warga setempat. Untuk pengamanan wilayah selama musim mudik Lebaran.(har/yog/by)