UNIK: Pasar tradisi lembah Merapi di puncak bukit Gunung Gono yang diselenggarakan setiap Minggu pagi selalu ramai dikunjungi wisatawan, seperti saat libur Lebaran kemarin. (DESA BANYUBIRU FOR RADAR JOGJA)
MUNGKID – Desa wisata Banyubiru di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, menjadi salah satu objek wisata alternatif unggulan yang mampu menarik minat wisatawan. Pasar tradisi lembah Merapi yang mengambil latar tempat di puncak bukit Gunung Gono, menjadi atraksi unggulannya.
Kepala Desa Banyubiru Wintoro mengatakan, saat musim libur Lebaran kemarin diperkirakan lebih dari 1.000 wisatawan telah mengunjungi pasar ini. Pasar ini beroperasi tiap hari Minggu pagi.
“Wisatawan bisa melihat sunrise sambil menikmati makanan tradisional yang dijajakan para pedagang,” ujar Wintoro. Ada beragam makanan dan minuman tradisional yang ditawarkan pedagang, mulai clorot, sengkulun, kluban, buntil, nasi jagung, gethuk, wedhang jahe, hingga dawet.
Uniknya, pasar ini memberlakukan mata uang khusus berbahan dasar kayu. Dhono sebutannya. Apabila dirupiahkan senilai Rp 2 ribu. Wisatawan bisa menukarkan uang rupiah di stan penukaran yang disediakan pihak desa.
“Kami berlakukan mata uang Dhono untuk mempermudah pengawasan keuangan,” jelas Wintoro. Menurut Wintoro, omzet yang diperoleh pasar tradisi ini bisa mencapai Rp 30 juta-Rp 40 juta dari pukul 06.00 hingga 11.00.
Seluruh pedagang adalah masyarakat setempat. “Bagi kami jumlah itu sudah lumayan besar,” katanya. Dikatakan, bulan-bulan ini sedang ramai-ramainya, karena Mei-Juni posisi mataharai terbit tepat berada di antara Gunung Merapi dan Merbabu. “Ini jadi banyak wisatawan yang memburu momen ini,” jelasnya.
Saat ini Desa Banyubiru telah memiliki 40 homestay yang diolah oleh masyarakat lokal, namun baru 20 yang dianggap layak. “Setiap rumah warga menyisihkan satu kamar agar wisatawan dapat hidup bersama masyarakat,” ungkapnya.
Wintoro mengaku terus berupaya untuk menambah atraksi wisata baru seperti tur jip ke lereng Merapi agar wisatawan bisa menghabiskan waktu lebih lama di desa. “Kami juga sedang mempersiapkan akomodasi wisatawan untuk event Festival Lembah Merapi tanggal 7-10 Agustus, karena di tahun lalu kami sampai menolak banyak pengunjung karena kekurangan homestay,” ucapnya. (cr16/laz/fj)
