JOGJA – Mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang tergabung dalam agensi Modo.Creative menggelar Tour De Museum. Agenda yang digelar 24 Mei lalu ini merupakan kerja sama Modo.Creative dengan Badan musyarawah Museum (Baramus). Tujuannya, memperkenalkan Parangtritis Geomaritime Science Park atau Museum Gumuk Pasir. Khususnya kepada siswa kelas I dan II sekolah dasar (SD) di sekitar Desa Parangtritis, Kretek.

Menurut Managing Director Modo.Creative Melissa Elisabeth, masih banyak warga Parangtritis yang belum mengetahui seluk-beluk museum. Padahal, museum itu telah dibuka sejak 2017. Nah, Tour De Tourisme ingin mengajak siswa SD sekitar Desa Parangtritis mengenal museum sekaligus mengetahui sejarah terjadinya gumuk pasir. Di museum, siswa melihat langsung proses terbentuknya gumuk pasir melalui video interaktif.

(ISTIMEWA)

”Siswa mendapatkan banyak informasi. Termasuk gumuk pasir di dunia hanya ada dua. Salah satunya di Bantul,” jelas Melissa.

Museum gumuk pasir berdiri pada 2015. Hanya, saat itu hanya digunakan sebagai laboratorium geospasial. Dua tahun kemudian baru dibuka untuk umum. Selain video interaktif, ada berbagai benda yang berkaitan dengan ekosistem pesisir pantai. Jadi, museum juga memberikan informasi dan pengetahuan seputar ekosistem pinggir pantai.

”Saya sebagai guru dan masyarakat yang tinggal di kawasan Parangtritis ini sangat senang dengan kegiatan yang dilakukan oleh kakak-kakak mahasiswa FISIP Atma Jaya Yogyakarta ucap Asti Kustina, guru SD 2 Parangtritis. (*/san/zam/zl)