JOGJA – Simphony Kerontjong Moeda #9 hadir menghibur pecinta keroncong milenia di Panggung Terbuka Embung Langensari, Pengok Yogyakarta Selasa malam (25/6).

Acara yang difasilitasi Dinas Pariwisata DIY tersebut menjadi ajang bagi para pelaku seni keroncong untuk bersama-sama melestarikan musik tradisional. Tidak hanya menampilkan keroncong namun juga menampilkan musik keroncong yang dikolaborasikan dengan alat musik orkestra.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo S.H., M.Ed menuturkan, acara Simphony Kerontjong Moeda#9 yang mengolaborasikan keroncong dengan alat musik lain menjadi ajang edukasi bagi masyarakat.

“Ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami karena keroncong masih hidup dan berkembang di Jogja. Semoga acara ini dapat terus berlanjut, karena bisa mendatangkan wisatawan disamping sebagai hiburan masyarakat,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, Simphony Kerontjong Moeda#9 menampilkan Sapta Ksvara Kusbini yang merupakan anak Kusbini ketujuh dari sebelas bersaudara. Dia tampil sebagai dirgen atau konduktor. Hesti tata Ksvara menyanyikan lagu keroncong asli berjudul “Air Mata Ibu”, Galuh Adi Aninditha menyanyikan lagu berjudul “Langgam Bintang Surabaya”, serta “ Keroncong Moresko “ oleh Prasetyo Adhi Tama.

Sementara itu keroncong pop dinyanyikan oleh Win Yovina dengan judul “Always” dan “Andai Kau Bisa”, Paksi Raras Alit dengan lagu “Pamer Bojo” dan “Banyu Langit”, Dhyen Om Wawes dengan lagu“Tetap Neng Ati”, “Dinggo Bukti” dan “Pena Konco, serta Bagus Guyon Waton dengan lagu“Sebatas Teman” dan “Luangku”.

Simphony Kerontjong Moeda#9 diselenggarakan dalam rangka Road to Keroncong Plesiran yang akan dilaksanakan pada 14 September 2019 di Nglanggeran Patuk Gunungkidul.(*/a1/pra/zl)