JOGJA – Sambil membawa bunga, Amin Rais Muhammad memungut sampah yang tercecer di bawah kursi pedestrian sayap timur Malioboro. Meski di dekatnya ada tempat sampah, masih ada pengunjung yang lebih suka nyampah, buang sampah sembarangan.
Dia bersama belasan relawan lainnya dari LDPM Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY), Laznas Al-Azhar, dan Komunitas Paguyuban Kawasan Malioboro mengikuti uji coba Total Care Kebersihan Malioboro, Minggu (7/7).
Di sepanjang 200 meter sekitar pintu Kepatihan Malioboro sayap timur, mayoritas sampah yang dipungutnya merupakan sampah daun-daun, tisu, plastik, dan puntung rokok. “Iya kebanyakan sampah dari pengunjung, tadi dapat sekitar dua kantong kresek besar sampah,” tutur Amin.
Presidium Paguyuban Kawasan Malioboro, Sujarwo Putra mengatakan konsep Total Care Kebersihan Malioboro adalah nama lain untuk menyebut Konsep Pelayanan Prima Kebersihan di sepanjang Malioboro. Uji coba konsep ini merupakan bagian dari tahapan panjang yang telah dilalui dan nantinya akan dilalui dalam mendukung wajah baru Malioboro, yang indah tanpa memindah.
“Ini (Malioboro) kan kota wisata sekarang persaingan luar biasa berat, kita mau ada Bandara baru. Orang akan banyak datang maka kebersihan menjadi keniscayaan. Kalau tidak, orang pasti datang kemudian tidak mau datang lagi,” jelasnya.
Uji coba ini menjadi salah satu tahapan bentuk upaya agar Malioboro tetap bersih. Hasil evaluasi nantinya akan jadi masukkan ke Pemprov DIJ dan Pemkot Jogja. “Jadi konsep yang kami buat adalah konsep yang ready to use atau sudah bisa di aplikasikan,” tuturnya
Pihaknya mengkampanyekan Jaka & Lisa atau Jaga Kebersihan dan Lihat Sampah Ambil. Dia juga menyebutkan bahwa ada sejumlah petugas yang terus menerus melayani kebersihan di Kawasan Malioboro. Mereka bertanggungjawab menjaga kebersihan pada besaran area tertentu, disesuaikan dengan jenis sampah dan besaran volume sampah.
“Dalam hitungan kami untuk kawasan sepanjang sekitar 1.200 meter, diiperlukan hanya kurang dari 100 petugas. Bandingkan, petugas keamanan Malioboro yang sekarang hampir 100 orang. Sementara petugas kebersihan hanya lima orang setiap shift,” jelasnya.
Selain itu frekuensi pengangkutan sampah yang seimbang antara volume sampah dengan besaran tong sampah. Hasil surveinya, setiap sepertiga dari tong sampah sudah terisi harus diangkut. “Jadi wajib diangkut atau paling kurang 2,5 jam sekali,” katanya.
Selain uji coba Total Care Kebersihan Malioboro, mereka juga membuat prototipe desain lesehan baru Malioboro. Konsep tersebut kemudian akan diserahkan kepada Pemerintah dan DPRD supaya diterapkan, “Kami melakukan sesuatu ini karena untuk diterapkan, bukan seremoni saja,” tegasnya. (cr15/pra/zl)