GUNUNGKIDUL – Warga Gunungkidul mulai tergoda tinggal di rumah susun. Terbukti, rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) di Desa Karangrejek, Wonosari, kini berjubel. Sekarang untuk bisa menyewa harus menunggu daftar antrean.

Rusunawa resmi dibuka akhir 2017. Rumah dengan lima lantai itu semula sepi peminat. Lantai satu khusus penghuni penyandang disabilitas. Sesuai Perbup 116/2016, jangka waktu pemakaian paling lama dua tahun dan dapat diperpanjang sekali sampai satu tahun.

“Saat ini sudah ramai. Sudah ada sekitar 400 warga masuk daftar tunggu ke rusunawa,” kata Kepala Bidang Perumahan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunugkidul Bambang Antono saat dihubungi Senin (8/7).

Sesuai perbup, setelah masa  penyewaan berakhir kamar rusunawa akan disewakan ke calon penghuni lain. Selanjutnya, penghuni baru bisa menikmati bangunan dengan nilai pembangunan sebesar Rp 26 miliar itu. Total ruangan yang disediakan 196 kamar.

Mengenai tarif sewa, untuk empat unit difabel di lantai dasar Rp 75 ribu per bulan, lantai 2 Rp 175 ribu, lantai 3 Rp 150 ribu, lantai 4 Rp 125 ribu, dan lantai 5 Rp 100 ribu per bulan.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusunawa Karangrejek Nurgiyanto mengatakan, warga pilih-pilih menempati kamar. Meski minat tinggal di rusunawa tinggi, tidak semua kamar terisi.

“Lantai empat dan lima masih ada delapan kamar kosong. Kamar kosong sudah ditawarkan ke warga yang antre, namun tidak mau karena lokasi di lantai paling atas. Naik turun melewati tangga,” katanya.

Ditanya  jumlah pendaftar, hingga sekarang sudah ada 650 orang yang mengembalikan formulir. Itu artinya jika semua persyaratan terpenuhi, tidak lama lagi mereka bisa tinggal di rumah susun itu. “Masyarakat paling banyak ingin tinggal di lantai dua dan tiga. Jadi, saat ditawari tinggal di lantai atasnya, menolak,” ujarnya. (gun/laz/er)