BANTUL – Penggunaan ban vulkanisir atau ban hasil pelapisan dan pengukiran kembali memiliki banyak dampak buruk. Mulai dari ongkos yang potensial bertambah, hingga bahaya kecelakaan saat berkendara.

Kendati demikian, penggunakan ban vulkanisir masih cukup marak. Eko Wardoyo salah satu penjual ban vulkanisir di Bantul mengungkapkan hal tersebut.”Terutama itu bus-bus AKAP,” kata Eko Senin (8/7).

Jika dibandingkan dengan harga ban yang baru, harga ban vulkanisir memang jauh lebih murah. Untuk satu buah ban bus vulkanisir di bengkel milik Eko dihargai Rp 1 juta. Sementara untuk harga ban baru jenis yang sama bisa mencapai lebih dari Rp 3 juta.

Meski demikian, Eko menyatakan penggunaan ban vulkanisir justru bisa dikatakan cenderung boros. Ban vulkanisir menurutnya hanya bisa bertahan paling lama empat atau lima bulan saja jika digunakan untuk perjalanan jauh. Sementara untuk ban baru tentu jauh lebih lama dari itu. “Kan ban itu seharusnya memang digunakan untuk sementara saja, bukan untuk seterusnya,” jelas Eko.

Bagus Arifianto dari Birawa Jogja mengungkapkan sebenarnya ada juga ban vulkanisir yang memiliki kualitas bagus. Menurutnya, kualitas itu tergantung pada pengelemannya. Namun, dia juga menyatakan penggunakan ban vulkanisir sangat tidak disarankan pada para pengendara jarak jauh. “Ban vulkanisir kan sifatnya hanya sebagai ban serep saja,” ujar Bagus.

Bagus menyatakan semakin lama ban digunakan untuk berkendara maka kondisi ban tersebut akan semakin panas. Ban vulkanisir sangat rentan terhadap hal tersebut. Bisa-bisa hasil pengeleman ban tersebut terkelupas di jalan dan bisa membahayakan pengendara dan para pengguna jalan yang lain. Apalagi ban vulkanisir biasanya memang kerap digunakan oleh para pengendara bus dan truk jarak jauh.

Bagus juga memberikan tips mengenai cara membedakan antara ban vulkanisir dengan ban baru yang asli. Menurutnya, ban vulkanisir akan sangat terlihat memiliki gradasi warna pada tempat pengeleman. “Itu kan ban lama yang kemudian di lem sama karet baru. Jadi ya kelihatan,” jelasnya. (cr12/din/er)