BANTUL – Peningkatan pendapatan pajak bumi dan bangunan (PBB) cukup drastis pada 2018. Begitu pula dengan kepatuhan wajib pajak (WP) menunaikan salah satu kewajibannya. Itulah di antara dampak positif inovasi mobil keliling pajak Bantul ketika diterapkan pada 7 Februari 2018.

Plt Kepala Bidang Penagihan, BKAD Bantul Dharmawan Purwana menyebut realisasi PBB pada 2018 mencapai Rp 39.327.892.016. Sebesar Rp 1.689.117.163 di antaranya berasal dari layanan mobil keliling. Angka ini naik dibanding realisasi PBB pada 2017. Di mana hanya berada di angka Rp 36.536.763.250.

Nilai pendapatan ini terus mengalami peningkatan pada 2019. Itu terlihat dengan perbandingan realisasi PBB pada 2018 dan 2019 dalam periode yang sama. Pada triwulan I 2018, misalnya, realisasi PBB Rp 6.724.965.169. Sedangkan pada triwulan I 2019 mencapai Rp 13.173.375.036.

”Yang membayar melalui mobil keliling pada triwulan I 2019 Rp 3.103.634.254,” sebut Wawan, sapaan Dharmawan Purwana Kamis (18/7).

Terkait kepatuhan, Wawan mengungkapkan, trennya positif. Tingkat kepatuhan pada 2018 mencapai 82 persen. Itu mengalami kenaikan dibanding 2017 yang berada di angka 78 persen.

”Jumlah objek yang terlayani juga naik,” ujarnya.

Menurutnya, layanan jemput bola ini, antara lain, bertujuan untuk mempermudah WP membayar pajak daerah. Terutama, WP yang tinggal di wilayah pelosok. Juga, WP yang sehari-hari bekerja kantoran. Sebab, mereka kesulitan mengakses bank atau tempat pembayaran. Baik karena tinggal di wilayah pelosok atau tidak memiliki waktu luang.

”Mobil pajak keliling melayani hingga malam. Bahkan, saat hari libur pun memberikan pelayanan,” ucapnya.

Yang menarik, WP tidak hanya dapat memanfaatkan mobil keliling untuk membayar PBB. Melainkan juga pembetulan data PBB. Dengan begitu, mobil keliling ikut berperan dalam perbaikan data objek PBB.

Meski masih berusia belia, Wawan bisa berbangga dengan inovasi mobil keliling. Lantaran ada dua instansi yang ngangsu kaweruh ke BKAD Bantul. Yakni, Pemkab Gunungkidul dan Bank Jawa Tengah Cabang Sragen. Mereka ingin mereplikasi inovasi mobil keliling pajak Bantul. Bahkan, Pemkab Gunungkidul pada 2019 telah mencoba inovasi dengan satu armada.

”Inovasi ini bisa diterapkan untuk layanan publik yang penggunanya sampai ke wilayah pedesaan,” tambahnya. (zam/fj)