JOGJA – Uji coba semipedestrian Malioboro tiap selasa wage, makin diminati masyarakat. Banyak aktivitas digelar pada pagi dan sore hingga malam hari. Apalagi pada uji coba kedua Selasa (23/7), juga digelar karya seni dan workshop.

Aktivitas yang banyak dilakukan saat pagi hari adalah bersepeda. Tak hanya warga Jogja, wisatawan juga bisa merasakan bersepeda di Malioboro dengan memanfaatkan aplikasi bike sharing Jogjabike. Menurut Komisaris Jogjabike Triyanto ada 275 unit sepeda kayuh tersedia. Total ada sekitar 20 titik di kawasan Malioboro hingga Kotabaru.

Pada hari biasa jumlah pengguna mencapai 150 orang. Sementara saat penyelenggaraan Selasa Wage bisa meningkat dua kali lipat perharinya. “Kalau hari biasa sepeda ini jadi jelajah destinasi wisata. Saat Selasa Wage jadi sarana transportasi karena kendaraan bermotor tidak boleh melintas. Sewanya Rp 5 ribu perjamnya,” jelas dia ditemui di kawasan Malioboro.

Tak hanya itu, sore harinya sepanjang Jalan Malioboro hingga Jalan Margomulyo dan Jalan Pangurakan menjadi lokasi instalasi seni. Mulai dari musik, seni tari bahkan seni tradisional hingga flashmob.

Sayangnya para penampil dan penonton kurang memperhatikan jika kegiatan mereka digelar dalam rangka uji coba semipedestrian. Itu karena beberapa karya dan penampilan dipentaskan di atas badan jalan. Bukan memanfaatkan kawasan pedestrian

“Karena konsepnya semipedestrian, sehingga becak kayuh, andong, Transjogja dan mobil milik pemerintah masih bisa melintas. Menonton monggo saja tapi jangan sampai menutup akses jalannya. Jadi catatan untuk kedepannya,” kata Kepala Dinas Perhubungan DIJ Sigit Sapto Raharjo.

Mantan Penjabat Bupati Bantul itu juga mendorong agar dinas kabupaten kota tanggap melihat potensi ini. Tidak hanya sebagai upaya meramaikan Selasa Wage tapi juga ajang promosi. Terlebih potensi yang ditampilkan merupakan keunggulan kearifan lokal.

Sigit juga menilai penyelenggaraan semi pedestrian Selasa Wage kali kedua terlihat lebih kondusif. Meski ada kepadatan kendaraan tapi tidak menimbulkan kemacetan. Ruas jalan ring terluar Malioboro masih kondusif dan bisa terlintasi.

Penjagaan ketat berlaku di sejumlah jalan sirip kawasan Malioboro. Ini guna mengantisipasi parkir liar dan kendaraan yang melintas. Meski faktanya masih ada beberapa kendaraan roda dua melintas hingga simpang empat Titik Nol Kilometer.

Penataan jalan sirip seakan masih menjadi pekerjaan rumah bagi jajarannya. Terlebih ada wacana penutupan total beberapa jalan sirip. Sehingga tidak ada kendaraan bermotor yang melintas terkecuali kendaraan tradisional dan fasilitas umum.

“Sebenarnya sudah kami jaga setiap jalan masuknya tapi kadang masih ada yang curi-curi. Kami terapkan sistem jaga shift. Tidak ada sanksi, saat ini fokus membudayakan dulu agar paham konsep Selasa Wage,” ujarnya. (dwi/pra/er)