SLEMAN – Reskrim Polsek Depok Timur berhasil menggukung empat tersangka kasus pencurian dengan pemberatan (curat), Sabtu (4/8). Para tersangka anggota komplotan dari luar Jogja ini melancarkan aksinya dengan spesialis pencurian tas tamu hotel.
Direktur Reskrimum Polda DIY Kombes Pol Hadi Utomo menjelaskan, empat tersangka ini bernama John, 30, warga Bekasi; Kamil, 30, asal Lampung; Suhendra, warga Bali, 52; dan Kasino, 29, asal Palembang. Mereka memanfaatkan kelengahan korban yang meletakkan tas miliknya saat sedang mengambil makanan di salah satu hotel di Maguwoharjo, Minggu (7/7).
Saat korban lengah, komplotan yang telah terbagi menjadi pengintai dan eksekutor ini mulai melancarkan aksinya. Saat dirasa tas incaran sesuai dengan yang diinginkan, pengintai akan “melaporkan” pada eksekutor untuk mengambil tas itu. “Eksekutor akan mengambil tas dengan tenang, seolah-olah tas itu miliknya,” jelas Hadi (6/8).
Modus seperti ini sering terjadi. Di mana tidak ada saksi yang bisa memberikan keterangan saat di lokasi kejadian. Karena sikap yang santai, membuat orang yang berada di TKP akan mengira tas tersebut memang milik tersangka.
Dari hasil investigasi, Hadi menekankan bahwa pelaku hanya mengincar tas, terlebih yang memiliki merk ternama. “Selalu mengincar yang terlihat mahal dan bermerk,” tuturnya.
Tidak hanya dilakukan di Jogjakarta, aksi pencurian tas itu sudah dilakukan berulangkali, termasuk di Jakarta. Saat penangkapan, ke-4 tersangka berhasil diciduk saat berada di sebuah hotel di wilayah Bandungan, Semarang.
Barang bukti yang disita, antara lain, satu buah tas berwarna hitam milik korban dan satu unit mobil nopol B 1030 KYI. “Saat pencurian, di dalam tas korban ada uang tunai Rp 2 juta dan dua unit telepon genggam,” tambah Hadi.
Dari tindakan yang dilakukan, pelaku akan dijerat dengan Pasal 363 Ayat 1 ke 3 dan 4 KUHP. Dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Kasus yang tidak hanya terjadi satu kali, imbau Hadi, pihak hotel maupun wisma harus memasang kamera pengawas dengan resolusi gambar yang baik. Hal ini dilakukan untuk kepentingan hotel dan pemantauan tamu.
“Pixel harus besar agar pengenalan wajah menjadi mudah. Masih ada beberapa hotel berbintang namun pemasangan CCTV kelas melati. Kan malu-maluin,” tandas Hadi. (cr7/laz/by)