PURWOREJO – Kabupaten Purworejo memiliki beragam destinasi wisata minat khusus. Dari yang sekadar untuk objek selfie. Hingga objek wisata alternatif yang membutuhkan adrenalin tinggi. Namun, tak cukup bagi wisatawan untuk menjangkau seluruh destinasi yang ada dalam waktu sehari. Sebab, destinasi wisata tersebut tersebar di 16 kecamatan se-Purworejo. Selain itu, jarak antardestinasi terpaut cukup jauh. Pun kondisi medan menuju destinasi itu yang belum mendukung. Objek wisata alam di Kecamatan Bruno, misalnya. Seperti Curug Gunung Putri dan Bukit Khayangan. Lebih aman dan nyaman jika dijangkau dengan kendaraan 4×4. Pun demikian destinasi wisata di wilayah Kecamatan Loano, Bener, dan Kaligesing. Yang kontur geografisnya berupa perbukitan terjal. “Makanya perlu ada paket one day tour yang padat dan bisa menjangkau seluruh wilayah di Purworejo,” ujar Kabid Pengembangan Kapasitas dan Promosi Wisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purworejo Dyah Woro Setyaningsih Kamis (8/8).
Dyah mengakui, Purworejo memiliki banyak destinasi wisata khusus. Difasilitasi dengan sarana angkutan yang khusus pula. Yang bisa menjangkau semua destinasi wisata di Purworejo. Namun, destinasi wisata khusus itu belum semuanya masuk ke dalam paket-paket tour yang ditawarkan ke publik.
Oleh karena itu, Dyah berharap para pelaku usaha pariwisata bisa saling support. Baik mereka yang bergerak di bidang tour and travel, jasa transportasi, maupun pengelola objek wisata. Untuk mewujudkan paket one day tour. Itu juga harus didukung dengan pelayanan yang baik. Terhadap wisatawan. “Kami minta mereka (pelaku usaha pariwisata) satu visi. Supaya antara satu dan lainnya bisa saling mengait,” katanya.
Penggiat Komunitas Pecinta Kota Lama (Kopikola) Purworejo Widyastuti mengungkapkan, kekayaan cagar budaya bisa menjadi alternatif wisata minat khusus. Kawasan Purworejo kota bisa menjadi destinasi wisata tua. Salah satu objeknya gedung SMAN 7, yang merupakan benda cagar budaya. Sekolah tersebut juga menggiatkan siswanya lewat Saka Pariwisata. Ada guide siswa yang mumpuni untuk mendampingi wisatawan. “Anak-anak punya kemampuan bahasa Inggris, Jepang, dan Prancis,” ujar Widyastuti yang juga guru di SMAN 7 Purworejo.
Dia optimistis, rute wisata kota lama Purworejo bisa dijual. Cukup ditempuh dengan sepeda kayuh atau angkutan umum kuno. (udi/yog/laz)