MUNGKID – Seperti langganan setiap musim kemarau, hutan di Gunung Sumbing terbakar. Menurut informasi, kebakaran sudah terjadi sejak hari Minggu (11/8) dan hingga Senin (12/8) kabut asap masih  dirasakan oleh para pendaki.

Akibat terbakarnya kawasan hutan di Gunung Sumbing ini, Lilik Setyawan selaku kepala Dusun Butuh, Temanggung, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang telah menutup sementara jalur pendakian. Pendaki yang sudah telanjur berada di atas pun, diminta untuk segera turun.

Titik api bermula dari wilayah Kabupaten Wonosobo. Sejauh ini belum ditemukan penyebab kebakaran. Kemungkinan dari puntung rokok yang dibuang para pendaki kecil, karena titik api bukan di jalur pendakian. “Itu di sebelah barat jalur pendakian,”  kata Lilik Senin.

Saat ini pihaknya sedang memastikan apakah jalur pendakian bisa digunakan kembali menjelang 17 Agustus. “Sekiranya dalam 2-5 hari ini kondisi aman, insya Allah untuk 17 Agustus sudah bisa kami buka kembali. Tergantung situasi bagaimana nanti,” jelasnya.

Diakui Lilik, biasanya pada bulan Agustus sampai awal Oktober memang rawan kebakaran. Ajang pendakian antara 17 Agustus atau 1 malam 1 Suro disarankan untuk ekstra hati-hati. “Terutama untuk puntung rokok atau kembang api,”  tandasnya.

Hingga sore Senin ada lima rombongan pendaki yang berangsur-angsur turun. “Ada sekitar 20 orang. Mereka berasal dari Jogjakarta, Magelang, dan Solo. Mereka sudah telanjur naik dari tanggal 10 Agustus,”  kata Lilik.

Misbah dan Arif, dua pendaki dari Pekalongan mengaku tidak melihat titik api di sekitar jalur pendakian. Informasi ada kebakaran diperolehnya saat  turun di Pos 2. “Awalnya kami tidak tahu. Kalau +kabut asap memang ada dari Senin (Minggu, Red),”  ungkap Misbah.

Kapolsek Kaliangkrik Iptu Sujarwo menjelaskan, hingga harei Minggu pukul 23.30, berdasarkan informasi dari Mapala UI yang mendaki sampai puncak, tidak terlihat adanya api maupun asap tebal. Hal ini dibenarkan oleh pendaki lain dari lokal Magelang. “Mereka juga mengatakan hal yang sama. Wilayah Kaliangkrik masih aman,” jelas Sujarwo.

Wakapolres Magelang Kompol Eko Mardiyanto menyatakan, sampai saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan para relawan, BPBD, dan polisi hutan. Polsek Kaliangkrik dan Kajoran ditambah Koramil setempat telah digerakkan.

“Total ada 100 personel. Bilamana sampai terjadi sesuatu, kami siap mengantisipasi. Kita berdoa semoga api segera bisa dipadamkan sehingga tidak meluas,” jelas Eko. (cr10/laz/zl)