BANTUL – Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bantul langsung berhamburan keluar ruangan. Berupaya menyelamatkan diri. Setelah terdengar suara gemuruh di kompleks Parasamya sekitar pukul 11.20 Rabu (14/8).
”Berlarian karena mengira terjadi gempa,” jelas Rahmanto, pegawai Diskominfo Bantul.
Rahmanto baru sadar jika suara gemuruh itu dari pendapa Parasamya. Setelah melihat ribuan kelelawar berterbangan. Keluar dari bagian atap pendapa.
Ya, atap pendapa Parasamya ambrol. Persisnya atap sebelah utara. Tidak ada korban jiwa maupun terluka akibat insiden itu. Sebab, tidak ada aktivitas di pendapa yang telah berusia 25 tahun itu.
Dari pantauan, potongan kayu dan genting jatuh berserakan. Termasuk di antaranya beberapa ekor bayi kelelawar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul Bobot Ariffi ‘Aidin menduga insiden itu akibat kontruksi atap pendapa lapuk. Itu diperparah dengan banyak kelelawar yang bersarang di atap. Kotoran hewan mamalia terbang itu menempel, sehingga menyebabkan kontruksi lapuk.
”Kontruksinya dari besi. Tapi reng dan usuknya dari kayu,” jelas Bobot saat meninjau pendapa Parasamya.
Bobot berdalih pemkab telah rutin melakukan perawatan. Baik perawatan ringan maupun khusus. Perawatan khusus, contohnya, membersihkan kotoran kelelawar setiap bulan.
Terkait perbaikan, Bobot menegaskan, DPUPKP bakal mengkaji kontruksi yang tepat untuk pendapa. Sembari menunggu pembersihan reruntuhan selesai.
”Sementara pendapa di-off-kan hingga renovasi selesai,” katanya.
Di lokasi yang sama, Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, pemkab segera memperbaikinya. Sebab, pendapa di antara bangunan tersibuk di kompleks Parasamya. Pendapa yang dibangun pada 1995 itu kerap dijadikan berbagai kegiatan. Mulai organisasi perangkat daerah, organisasi kepemudaan, hingga masyarakat.
Menurutnya, perbaikan tak akan mengubah desain kontruksi. Perbaikan hanya mengganti material atap pendapa. (cr6/zam/er)