JOGJA – Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-74, Pemerintah Kota Jogja melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Jogja mengadakan kegiatan Pekan Kemerdekaan 2019. Di antaranya dengan menggelar nonton bareng (nobar) Film Sultan Agung.
Kepala Disbud Kota Jogja Ir Eko Suryo Maharsono MM menyampaikan, kegiatan ini merupakan rangkaian aktivitas untuk mengajak masyarakat kota Jogja lebih bisa memaknai kemerdekaan. Melalui cara mengenal sejarah lokal mereka. Termasuk mengajak belajar sejarah dengan media dan cara yang menyenangkan.
“Generasi muda harus paham tentang sejarah dan tafsirnya,” ujarnya saat membuka Nonton Bareng Film Sultan Agung dan Diskusi Bareng Hanung Bramantyo, di CGV Hartono Mall, Senin (19/8). Diskusi menghadirkan narasumber sang sutradara sendiri, dan Sejarawan Universitas Sanata Dharma Yery Wirawan.
Rangkaian kegiatan lain, yang dibiayai melalui Dana Keistimewaan 2019 ini, yakni Seminar Sejarah dengan tema “Geliat Komunitas Pecinta Sejarah” menghadirkan Dosen FIB UGM Bahauddin, Penggiat Komunitas Sejarah
Roni Sodewo, dan Penggiat Komunitas Malam Museum Erwin Djunaedi, di Hotel Tjokrostyle, Selasa (20/8). Kemudian ada Jelajah Sejarah di Kleco Kulon Progo. Selanjutnya Pentas seni Senandung Kemerdekaan bersama Gamelis Gamler, musik canda, keroncong akustik, di Plaza SO, Rabu (21/8).
Semua peserta adalah dari 20 Rintisan Kelurahan Budaya (RKB), dua Kelurahan Budaya (KB), Komunitas Malam Museum, dan Komunitas 45. Acara terbuka untuk umum dan panitia menyediakan 100 snack gratis untuk peserta.
Film Sultan Agung yang sudah banyak membawa sutradaranya meraih berbagai penghargaan dari berbagai ajang kompetisi film internasional ini memang selalu menarik untuk dibedah. “Yang terpenting adalah “Payung Besarnya”, yaitu anak muda menjadi penasaran terhadap sosok Sultan Agung, kemudian tergerak untuk datang ke perpustakaan dan mengakses data tentang sosok pahlawan ini. Ini juga yang saya lakukan kepada Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer,” ungkap Hanung.
“Nonton Bareng dan Diskusi seperti ini adalah cara yang ampuh dan kekinian, untuk mendekatkan Generasi Milenial kepada Sejarah Bangsanya,” imbuh Yery. (*/pra/er