SLEMAN – Maestro campursari Didi Kempot menjadi bintang utama dalam Jogja Menyapa: Ngaruhke Ngarahke (Tepung-Dunung-Srawung). Sebuah acara penyambutan mahasiswa baru yang akan tinggal dan hidup bersosialisasi dengan masyarakat Jogjakarta. Perdana digelar oleh Parinadya Kaistimewaan bersama Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM dan Bank BPD DIY.
Ribuan Sad Boys dan Sad Girls atau Sobat Ambyar, sebutan penggemar The Lord of Broken Heart itu telah menyemut di halaman Fakultas Ilmu Budaya UGM sejak sore. Sekitar pukul 21.15 WIB, Kalung Emas menjadi tembang pembuka yang dinyanyikan Didi Kempot.
”Piye kabare mahasiswa anyar nang Jogjakarta? ini ketiga kalinya saya manggung di sini,” sapa Didi disambut teriakan meriah penonton.
Dia pun menyampaikan harapannya untuk para mahasiswa. ”Mudah-mudahan kalian belajar yang giat dan cepat lulus!” ujarnya.
Sejumlah tembang hits Didi Kempot dinyanyikan bersama para Sobat Ambyar dengan fasih. Seperti Cidro, Layang Kangen, Suket Teki, Banyu Langit, Stasiun Balapan, dan lain-lain. Sebelum penyanyi asal Surakarta ini manggung, juga tampil berbagai hiburan seperti keroncong plesiran, tari Beksan Wanaran, tari Halmahera, tari Rampoe Aceh. Selain itu juga ada dialog kebudayaan bersama Pimpinan Paniradya Kaistimewaan Beny Suharsono, Dekan FIB UGM Wening Udasmoro, serta para antropolog yakni PM Laksono, Heddy Shri Ahimsa, dan Bambang Hudayana.
Hadir pula Wakil Gubernur KGPAA Paku Alam (PA) X yang menyampaikan sambutan Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X. PA X mengungkapkan apresiasinya terhadap acara ini. Harapannya, dapat menjadi tradisi bagi anak bangsa dari daerha manapun yang datang ke Jogjakarta dengan tujuan belajar.
”Tidak perlu menjadi orang Jogja untuk mengerti Jogja, anda harus tetap menjadi (misalnya) orang Timor yang baik, Riau yang baik, tetapi yang mengenal Jogja,” tandasnya. (tif/ila)