SLEMAN – Di era modern ini, jaringan internet menjadi kebutuhan pokok. Baik berkomunikasi maupun kebutuhan mencari referensi dengan berselancar di dunia maya.

Namun jaringan internet di Sleman belum merata. Masih ada lokasi blankspot sinyal internet. Terutama di daerah lereng Merapi. Di Dusun Tunggularum, Desa Wonokerto, Turi, jaringan internet hampir tidak ada. “Agak susah untuk komunikasi,” ujar Elpan, 28, warga Tunggularum (20/8).

Dari penuturannya, memang ada satu operator seluler yang bisa digunakan. Namun hanya sebatas berkirim pesan WhatsApp. Untuk video call dan telpon dari aplikasi sulit. “Sinyal hilang-hilangan,” keluhnya.

Tidak meratanya jaringan internet juga terjadi di Dusun Banjarsari, Glagaharjo, Cangkringan. Hanya operator tertentu yang menjangkau daerah tersebut. “Kadang ada sinyal, tapi juga susah,” kata Indra Kurniawan, 22, warga setempat.

Indra mengatakan, kendati lokasi dusun berjarak 13 kilometer dari Puncak Merapi dan termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) 2, bukan berarti warga tidak butuh internet. Justru warga butuh internet untuk mengetahui info kebencanaan.

“Walaupun sering dibilang orang gunung, bukan berarti tidak melek internet,” jelasnya.

Untuk mencari sinyal yang lebih kuat, dia harus menuju Sungai Gendol. Di sana justru ada sinyal 4G. Sedangkan di rumahnya, untuk bisa mendapatkan sinyal 3G saja susah. “Kadang di rumah ada sinyal, tapi ya ilang-ilangan, kalau di Gendol setidaknya 4G nyantol,” bebernya.

Dia berharap pemerintah membantu menyediakan layanan internet di daerahnya. Agar bisa mendukung kelancaran komunikasi. “Tentu internet lancar kan juga pengaruhnya di pembangunan. Kami jadi mudah mengakses referensi di internet,” katanya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Slemab Eka Suryo Prihantoro menjelaskan di Sleman baru 75 persen wilayah ter-cover jaringan internet. Wilayah itu paling banyak di daerah padat penduduk. Sebab, lalu lintas datanya tinggi. “Kalau internet emang belum semua, tapi kalau SMS dan telpon sudah bisa,” ujar Eka.

Permasalahannya, kata Eka, pihak operator seluler menilai lalu lintas data di daerah tersebut tidak banyak. Tidak menguntungkan. “Daerah yang masih blankspot di Sleman utara seperti Lereng Merapi dan Sleman bagian barat seperti Moyudan,” kata Eka.

Dinas, kata dia, telah berusaha menjembatani masalah tersebut. Agar masyarakat dapat menikmati internet. Pihaknya sedang mendata dan mengidentifikasi daerah blankspot.

“Kalau yang tidak ter-cover akan kami usahakan lewat pemerintah. Nantinya, untuk penyediaan layanan dari pemerintah bisa free atau berbayar,” bebernya. (har/iwa/rg)