Radar Jogja – Tim Program Kreatif Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadisatu-satunya tim dari PTS di Indonesia yang meraih medali emas, pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32. Digelar di Universitas Udayana, Bali pada 27-30 Agustus lalu.
Rektor UAD Kasiyarno menyambut bangga kabar baik ini. Dia menyatakan UAD termasuk tujuh perguruan tinggi yang akan menghasilkan para enterpreneur di Indonesia. Maka, adanya PKM-K ini sangat relevan untuk mencapainya. Apalagi banyaknya startup buatan mahasiswanya, menurut dia melengkapi bukti bahwa UAD serius dalam membina mahasiswanya untuk berkarya.
“Penelitian harus diarahkan ke hilir, bukan hanya publikasi. Kalau bisa diwujudkan dalam bentuk produk,” tegasnya.
Tim yang digawangi Himatul Husna, Elisda Septiyani, Jihan Syafiya, Muamar Afdhal dan Yusuf Mahdiansyah ini juga mendapatkan peringkat 12 dari 33 tim lainnya. Melalui produk LEGHEZO (Let’s Go to The Health Zone), sebuah aplikasi permainan edukatif kesehatan untuk anak-anak.
Elisda menjelaskan, produk PKM-K mereka dilatar belakangi dari kebiasaan anak-anak yang masih kurang dalam perilaku hidup bersih. “Pencarian ide yang sulit, sederhana tapi inovatif. Melakukan survey pasar, ternyata belum ada permainan berbentuk petak melingkar yang berisi info kesehatan,” jelasnya kepada media, Rabu (4/9).
Prototype Legezho juga diujikan ke Dinas Kesehatan Jogjakarta dan diakui layak untuk dimainkan. Paket Legezho ini terdiri dari petak permainan, buku petunjuk, kaetu sehat, kartu aksi, lembar pemantauan, buku panduan implementasi PHBS, CD prototype game Legezho, lagu bermain Legezho dan senam serial.
Sementara itu pembimbing PKM UAD Widodo Haryono mengungkapkan, prestasi yang didapatkan mahasiswanya merupakan penantian panjang sejak sembilan tahun yang lalu. Masa di mana satu tim PKM UAD pernah menjadi juara favorit di PIMNAS 2010 yang juga digelar di Bali.
“Saya cermati dari tahun ke tahun, kalau kelemahan para PTS dalam PKM yakni tidak konsisten membinbing mahasiswanya, kami berharap dalam pembimbingan bisa seperti PTN yang berjaya karena bimbingannya tersteuktur dan sistematis,” beber Widodo. (tif)