Radar Jogja – Genap satu minggu diputar, Gundala berhasil meraih perhatian satu juta penonton. Dalam cuitannya di Twitter, sang sutradara Joko Anwar berharap pencapaian film Gundala dapat membawa pengaruh bagi kemajuan dunia perfilman Indonesia.

“1 juta. Alhamdulillah penonton film Indonesia bisa menerima film dengan genre baru. Semoga ini berarti sineas Indonesia sekarang punya kesempatan bikin film dengan tema dan genre baru, tidak terpaku dengan tema yang sudah sering dibuat. Perfilman Indonesia menarik sekali ke depannya!” cuitnya pada Rabu, (4/9).

Film superhero pembuka dalam laga Sinema Jagat Bumilangit ini masih jadi perbincangan di masyarakat. Baik dari alur ceritanya, pemainnya, teknologi visualnya, hingga latar atau pengambilan lokasinya.  Seperti dilansir dari Jawapos.com pada Kamis (6/9), Joko Anwar mengungkapkan, demi menghasilkan film yang keren, pencarian lokasi menjadi hal yang paling susah sepanjang produksi. Di antaranya rumah susun, stasiun kereta, percetakan, pasar tradisional, dan lain-lain.

“Memang demikianlah situasi asli Indonesia saat ini. Jadi setting-nya juga saat ini. Bukan saja supaya Gundala terlihat organik, tapi memang untuk syuting pake full green screen budget-nya gak nyampe,” jelas Joko.

Selain itu, lokasi syuting juga harus berpindah-pindah untuk mendapatkan detail yang apik. Misalnya sepanjang adegan di pasar. Latar dalam pasar diambil di Bogor, depan pasar di Tangerang, dan samping pasar di Jakarta Kota.

“Nggak apa-apa capek asal yang terbaik buat penonton,” ujarnya.

Bahkan colorist Marvel Comics, Sunny Gho pun memuji pemilihan lokasi film Gundala.  “Yang scout lokasi buat #Gundala siapa sih, ingin saya peluk kalau orangnya mau. Keren banget lokasi-lokasinya. Semoga belum habis lokasi keren buat yang film-film selanjutnya,” ujarnya melalui akun twitternya @sunnygho. (jpc/tif)