RADAR JOGJA – Terlalu berlebihan mengosumsi makanan tinggi lemak bisa mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah lebih dianjurkan.

Dilansir dari jawapos.com, respons tiap orang terhadap makanan tinggi lemak ternyata berbeda. Itu berdasarkan temuan penelitian yang diterbitkan dalam ”Journal of Nutritional Biokimia”.

Dalam penelitian menunjukkan tiap orang memiliki respon individual dalam mencerna makanan berlemak tinggi.

Ahli biologi molekuler Danielle G Lemay di ARS Western Human Nutrition Research Center, California mengatakan, makan makanan dengan jumlah lemak boleh saja jika dikonsumsi satu kali seminggu. ”Tapi kalau berlebihan, coba mempertimbangkan efek pada peradangan. Makan makanan berlemak setiap hari bisa merusak tubuh seseorang,” ungkapnya.

Dilansir dari NDTV, jenis respons terhadap makanan tinggi lemak disebut respons peradangan. Dalam penelitian dikatakan, peradangan bisa timbul karena reaksi sel darah putih yang dihasilkan setelah makan, utamanya dengan kandungan lemak tinggi.

Respon peradangan berbeda tiap orang sehingga efek penyakit yang ditimbulkan bisa beragam. Misalnya saja diabetes, asma, tukak lambung, dan radang sendi. Penelitian ini dilakukan pada 20 orang yang diminta makan makanan tinggi lemak seperti hamburger, kentang goreng, dan es krim.

Kemudian dipelajari hingga 6 jam setelah makan makanan tinggi lemak tersebut. Hasilnya ada reaksi inflamasi dari 20 sukarelawan pada 0, 3 dan 6 jam setelah makan makanan standar yang mengandung 38 persen lemak dan respons mereka unik. Setiap peserta menunjukkan jumlah respons inflamasi yang unik. Dengan kata lain, Lemay menjelaskan, setiap orang punya standar yang berbeda dalam pola makannya. Menurut para ilmuwan, penemuan ini dapat membantu ahli gizi dan masyarakat untuk membatasi pola makan. Sehingga kesehatan tubuh bisa dijaga dari pola makan. (jpc/ila)