RADAR JOGJA – Kematian penyanyi dan aktris Korea Selatan Sulli yang diduga karena bunuh diri pada 14 Oktober 2019 mendapat berbagai perhatian dari netizen.
Diduga mantan personel girl band F(x) itu mengalami trauma kasus bully. Dari komentar jahat terhadap dirinya di media sosial dan sebagainya. Aktris bernama asli Choi Jin-Ri itu juga pernah mengaku sedang berjuang dengan gangguan panik atau panis disorder dan fobia sosial.
Seperti dilansir di JawaPos.com, Rabu (16/10), Pakar Keperawatan Kesehatan Jiwa dari Universitas Indonesia Prof Budi Ana Keliat mengungkapkan, seseorang yang panik tidak dapat mengendalikan diri dan emosi merupakan bagian berat dari kecemasan.
Pada kecemasan diperlukan relaksasi, berpikir positif tentang dirinya, distraksi dengan sosialisasi dan kegiatan.
Selain Sulli, bahkan di Indonesia sendiri banyak orang di media sosial yang mengalami kasus bully. Menurut Prof Budi, salah satu akibatnya yakni merasa jadi rendah diri. Apalagi, era media sosial membuat semua orang bebas berkomentar. Namun, setiap orang hendaknya lebih bijaksana berkomentar di media sosial.
“Merasa tidak berharga. Meski hal ini terlihat saat Sulli dipuji (pun), dia sendiri menyatakan tidak atau menolak pujian. Dia merasa tidak berharga,” kata Prof Budi kepada JawaPos.com, Selasa (15/10).
Secara umum, seseorang berisiko melakukan bunuh diri karena mengalami depresi. Untuk itu, lanjut Prof Budi, ketika seseorang merasa menemukan gejala depresi atau tertekan dalam hidup, harus ada kemauan bicara (let’s talk) atau mengungkapkan masalahnya pada orang lain.
“Pada saat individu depresi dan sahabat orang terdekat tidak ada maka tak ada yang support padahal cara pertama mencegah atau mengatasi depresi adalah curhat (let’s talk),” ujarnya. (jpn/tif)