RADAR JOGJA – Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPB) UIN Sunan Kalijaga (UIN SUKA) merasa penting untuk terus menerus melakukan kegiatan-kegiatan yang membangkitkan kembali rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan semangat belajar yang membara sebagai implementasi ketaqwaan kepada Allah (Sang Pencipta). Sebagai bentuk tanggungjawab UIN Sunan Kalijaga dalam melindungi generasi muda dari pengaruh buruk  narkoba, perilaku seks bebas, kejahatan media sosial, dan indoktrinasi kalangan radikalisme ekstremis, PSPB UIN SUKA menyelenggarakan kegiatan lomba tata upacara pengibaran bendera, Rabu (16/10).

Lomba tingkat nasional dalam rangka memperingati Hari Santri yang ketiga ini diikuti 35 regu paskibra terpilih, perwakilan MA/SMA/SMK dari seluruh provinsi di Indonesia, dengan masing-masing regu berjumlah 22 orang. Pelaksanaan  lomba Tata Upacara Bendera dibuka oleh Rektor UIN Suka  Yudian Wahyud  Pancasila.

Yudian Wahyudi mengatakan UIN Sunan Kalijaga, merasa bertanggung jawab ikut membina generasi generasi muda sebagai penerus masa depan bangsa Indonesia.  “Ajang ini diselenggarakan sebagai penghargaan atas ditetapkannnya Hari Santri oleh presiden Joko Widodo, yang pada tahun ini sudah sampai pada peringatan Hari Santri yang ketiga,” jelasnya.

Dia menambahkan, Hari Santri merupakan pengakuan kepahlawanan Santri yang telah memberikan kontribusi terhadap kemerdekaan NKRI. Melalui peringatan Hari Santri yang ketiga, sebagai peneguhan kembali betapa besar peran santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.  Yudian menilai hingga saat ini santri masih dituntut perannya untuk terus menjaga NKRI dari rongrongan faham radikalisme-terorisme.

Di samping itu, kegiatan ini bertujuan menggelorakan kembali kesadaran berbangsa dan bernegara, memperteguh semangat nasionalisme dan patriotisme, semangat persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan sikap tertib, disiplin, kerjasama dan kekompakan, rasa tanggungjawab, serta kemampuan memimpin di kalangan generasi muda (generasi milenial). Selain itu juga menanamkan rasa cinta yang dalam terhadap keutuhan NKRI dan mencegah agar kaum muda tidak terpapar pahan radikalisme-terorisme. Ingin menujukkan dan memberikan pemahaman kepada umat muslim, bahwa hormat bendera dalam tata upacara merupakan simbol persatuan dan penghargaan terhadap NKRI. Karena penghargaan terhadap NKRI juga merupakan implementasi ketaqwaan umat Muslim yang hidup di Indonesia.

“Jadi umat muslim di Indonesia tidak perlu canggung melakukan penghormatan bendera merah putih saat upacara bendera. Di kalangan generasi muda harus mensyukuri dan mengoptimalkan kenikmatan, dengan giat belajar, melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan menghindari kegiatan kegiatan yang menghasut dan merusak,” tandas Yudian. (sky/tif)