RADAR JOGJA – Setiap manusia butuh kasih sayang sejak baru dilahirkan. Ini penting demi perkembangan dan pertumbuhan anak. Selain itu, ada dua kebutuhan pokok lainnya untuk mengembangkan kecerdasan bayi baru lahir. Yakni kebutuhan fisik biologis dan stimulasi dini.
Stimulasi dini merupakan rangsangan yang harus diberikan kepada bayi sejak baru lahir. Rangsangan itu dilakukan setiap hari. Untuk merangsang semua sistem indra pada bayi, gerak kasar dan halus kaki tangan dan jari-jemari. Serta mengajak berkomunikasi dan merangsang perasaan yang menyenangkan.
Rangsangan kepada bayi sejak baru lahir bisa dilakukan dengan suasana bermain dan kasih sayang. Itu harus dilakukan secara terus-menerus guna memacu berbagai aspek kecerdasan anak (kecerdasan multiple).
Adapun stimulasi dini sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita. Misalnya saat memandikan, menyusui, mengganti popok, menggendong, dan mengajak bermain. Bahkan ketika menonton TV dan menjelang tidur.
Stimulasi bagi bayi berusia 0-3 bulan dilakukan dengan menciptakan rasa nyaman, aman, dan menyenangkan. Misalnya memeluk, menggendong, dan menatap mata bayi. Lalu mengajak tersenyum, berbicara, serta membunyikan berbagai alat bersuara atau music. Kemudian menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam putih) atau benda-benda berbunyi. Bayi juga dirangsang untuk tengkurap dan telentang, serta memegang dan meraih mainan.
Umur 3-6 bulan ditambah dengan bermain cilukba, melihat wajah bayi, dan pengasuh di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang, bolak-balik, dan duduk dengan bantuan.
Umur 6-9 bulan ditambah dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dan dilatih berdiri berpegangan.
Umur 9-12 bulan ditambah dengan mengulang-ulang menyebutkan mama papa, kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri dan berjalan dengan berpegangan.
Umur 12- 18 bulan ditambah dengan latihan mencorat-coret menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana, memasukkan dan mengeluarkan benda- benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko sapu, dan lap. Latih berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (pegang ini, masukkan itu, ambil itu), serta menyebutkan nama dan menunjukkan benda-benda.
Umur 18-24 bulan ditambah dengan menanyakan, menyebutkan bagian- bagian tubuh ( mata, telinga, mulut, dan lain-lain). Kemudian menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang dan benda-benda di sekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari ( makan, mandi, minum, main, dan lain-lain) latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan, memakai celana baju, bermain melempar bola, melompat.
Stimulasi dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh bayi. Jangan melakukan stimulasi dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi atau bayi/balita sedang mengantuk.
Pengasuh yang sering marah, sebal, bosan akan memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh merupakan stimulasi yang direkam, diingat, dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi.(*/yog)