RADAR JOGJA – Bulog mengklaim stok beras di Gudang Bulog Kanwil DIJ, Kedu dan Banyumas yang mencapai 40 ribu ton dalam kondisi aman dan baik. Sehingga tidak perlu ada yang dimusnahkan seperti kabar yang tengah beredar.
Kepala Kanwil Bulog DIJ, Kedu dan Banyumas, Juaheni mengatakan pihaknya terus melakukan penyerapan beras dari para petani. Hingga minggu pertama bulan Desember 2019 ini terhitung baru mencapai 31 persen dari target yang ditetapkan oleh Bulog Pusat terhadap Divre Jogja, Kedu dan Banyumas.
Namun akibat kemarau panjang, dia mengakui serapan beras jenis premium dari petani mengalami penurunan. Juaheni menyebutkan serapan terbesar ada di Banyumas, sedangkan di DIJ tidak terlalu besar.
“Sawah di DIJ memang tidak begitu luas,” ujarnya, Rabu (4/12) di Gudang Bulog Kalasan.
Selain melayani keperluan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), pihaknya berupaya menggenjot penjualan melalui beberapa saluran distribusi seperti Rumah Pangan Kita (RPK) yang kini sudah mencapai 10 ribu unit, pasar modern dan retail modern.
“Sehari kami mampu menjual 50 sampai 100 ton,” katanya.
Untuk menjaga kualitas beras di gudang Bulog, lanjut Juaheni, dilakukan penyemprotan (sprayer) dan fungiisasi. Dilakukan untuk mengendalikan hama yang sering disebut stipolus maupun kutu yang dapat merusak kualitas beras.
Sprayer dilakukan setiap bulan karena ketika beras disimpan cukup lama, serangan hama mengakibatkan beras bisa berubah menjadi serbuk.
“Sedangkan fungiisasi kami lakukan minimal 3 bulan sekali,” katanya.
Fungiisasi dilakukan dengan cara menutup satu blok tumpukan beras dengan plastik. Kemudian dari bawah tumpukan tersebut dihembuskan gas dengan formula tertentu.
Juaheni menambahkan, selain menjaga kualitas beras, stok beras yang masuk dan keluar dari gudang Bulog juga harus seimbang. Agar tidak terlalu lama disimpan di Gudang Bulog. (sky/tif)